Do'a Istiftah



🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚   Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Doa Istiftah ~ Mukadimah 



═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan Doa-doa Istiftah. 

Doa istiftah adalah doa atau dzikir pembuka sholat kita. Dan doa istiftah ini banyak sekali variasinya karena banyaknya riwayat yang menjelaskan tentang doa istiftah ini. Dan semua riwayat tersebut asalkan shahih bisa diterima, boleh dilakukan. Dan yang paling afdal bagi seseorang adalah membaca doa tersebut dengan bergantian; kadang di sholat ini membaca doa istiftah yang ini, kemudian di sholat lain membaca doa istiftah yang lain. Kita variasikan doa istiftah kita agar kita bisa menjaga sunnah tersebut semuanya. Jadi tidak hanya hafal 1 doa istiftah, tapi bisa hafal semuanya dan kita praktekkan semuanya. Yaitu caranya dengan: kadang-kadang membaca yang ini, kadang-kadang baca yang itu. Ini yang paling afdal. 

Para ulama khilaf tentang apakah boleh menggabung dua doa istiftah -misalnya, atau lebih dari satu doa istiftah dalam satu shalat. Ini para ulama khilaf, ada yang mengatakan boleh seperti Imam Nawawi rahimahullah. Beliau membolehkan hal tersebut selama waktunya memungkinkan, misalnya ketika kita sedang menjadi makmum. Makmum membaca doa istiftah sebentar, kemudian setelah itu membaca Al-Fatihah. Ketika keadaannya demikian berarti tidak memungkinkan bagi kita untuk membaca doa istiftah yang panjang misalnya, atau doa istiftah yang pendek tapi digabungkan; tidak memungkinkan karena waktunya sekarang sudah waktu untuk mendengarkan bacaan imam. 

{ وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡآنُ فَٱسۡتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ } 

"Apabila Al-Qur'an dibaca maka dengarkanlah dan diamlah" 

Sehingga ketika imam sudah membaca Al-Fatihah, kita meninggalkan doa istiftah kita. Ini yang sesuai dengan sunnah. 

Adapun misalnya ketika shalat sendirian dan kita ingin shalat kita panjang, padahal kita tidak hafal doa istiftah yang panjang, kita bisa menggabungkan doa istiftah yang pendek-pendek sehingga bisa menjadi panjang doa istiftah kita. 

Ini pendapat Imam Nawawi rahimahullah dan ini pendapat yang kuat. Apabila dimungkinkan untuk membaca lebih dari satu doa istiftah maka dibolehkan, sebagaimana kita boleh menggabung doa-doa yang lain atau dzikir-dzikir yang lain. Misalnya rukuk kita membaca 

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ  3x 

Kemudian kita membaca doa yang lain -misalnya, apabila waktunya masih memungkinkan, dengan membaca doa 

سُبحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي 

Boleh digabung apabila waktunya memungkinkan. 

Kalau waktunya tidak memungkinkan maka satu dzikir atau satu macam doa sudah cukup. Misalnya sebagai imam, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ketika mengimami manusia, mengimani para sahabatnya, beliau tidak pernah membaca doa istiftah yang panjang, doa istiftah-nya pendek-pendek. 

Doa istiftah beliau menjadi panjang ketika sholat malam. Karena shalat malamnya Beliau memang panjang, sehingga Beliau memperpanjang doa istiftah-nya juga. 

Apabila keadaannya demikian, maka kita sesuaikan dengan shalat kita. 
Kalau shalatnya shalat fardhu dan kita jadi imam dan Rasulullah mencontohkannya dengan doa istiftah yang pendek, kita baca yang pendek. 
Kalau misalnya shalat malam dan kita mau memanjangkan shalat kita, maka kita pilih doa istiftah yang panjang.
Atau kalau tidak hafal yang panjang, yang pendek-pendek tersebut digabung sehingga menjadi panjang. 

Syaikh Albani rahimahullah, di sini beliau mengatakan: 
Dahulu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memulai bacaan shalatnya dengan doa-doa yang banyak dan beragam, yaitu doa istiftah. Pada bacaan ini Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memuji Allah, mengagungkan, dan menyanjung-Nya. 

Dan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada seorang sahabat yang shalatnya tidak baik dan mengatakan kepadanya: 

(( لا تَتِمُّ صلاةٌ لأحدٍ مِن الناسِ حَتَّى يُكبِّرَ )) 

"Shalat seseorang tidaklah sempurna sehingga dia bertakbir" 

(( ويَحْمَدَ اللهَ جلَّ وَعَزّ ويُثنيَ عَلَيْهِ )) 

"Dan memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menyanjung-Nya" 

 (( ويَقرَأَ بِمَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرآنِ )) 

"Dan membaca dari Al-Qur'an yang mudah baginya" 

Ini menunjukkan bahwa doa istiftah diperintahkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Namun perintah tersebut adalah perintah anjuran, tidak sampai pada derajat kewajiban. Ini adalah perintah anjuran. Dan perintah anjuran ini sebisa mungkin kita lakukan selama keadaan tidak mendesak kita untuk meninggalkannya. 

Selama keadaan tidak mendesak kita untuk meninggalkannya, maka kita berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan apapun yang diperintahkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Baik dikatakan oleh orang-orang itu sunnah atau kalau wajib jelas harus kita lakukan, jangan sampai kita melihat dahulu ini amalan sunnah ataukah amalan wajib, kemudian setelah itu kita kalau tahu itu sunnah kita ingin meninggalkannya. Tapi berusahalah semaksimal mungkin untuk menjalankan apapun yang diperintahkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga  menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  



🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Kesatu sampai Kelima 

═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan doa-doa istiftah. 

Syaikh Albani rahimahullah mengatakan: 

و كان يقرأ تارة بهذا و تارة بهذا 

Dan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam dahulu kadang-kadang membaca yang ini, kadang-kadang membaca yang ini. 

فكان يقول 

dan beliau biasa membaca: 

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ 

_"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat."_ 

1) Ini doa istiftah yang pertama. 
Doa istiftah jenis yang pertama. Kita bisa membaca doa istiftah ini. 



Syaikh Albani di sini menyebutkan ada 12 macam doa istiftah. Yang beliau sebutkan pertama adalah doa ini: 

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ 

_"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”_ 

Ini di antara salah satu dari macam doa istiftah yang pernah dibaca oleh nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. 

2) Ada juga doa istiftah yang kedua yang disebutkan oleh Syekh Albani rahimahullah dan ini doa panjang. 

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًامُسْلِمَا ، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَ بِحَمْدِكَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، وَالْمَهْدِيُّ مَنْ هَدَيْتَ أنا بِكَ و إلَيْك لا مَنْجَا مِنْكَ إلاَّ إلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ 

Ini doa istiftah yang lumayan panjang dan ini Beliau baca kadang-kadang di shalat fardhu. Dan Beliau membaca ini juga di shalat sunahnya. Tapi jarang sekali Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam membaca doa istiftah yang panjang di dalam shalat fardhu-nya. Makanya sahabat Abu Hurairah pernah bertanya kepada beliau: Apa yang engkau baca di diammu yang sebentar sebelum bacaan Al-Fatihah? Kemudian Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam menjawabnya dengan "doa istiftah". 

Sahabat Abu Hurairah menyebut diam yang sebentar "Hunaihah", dan katanya diam yang sebentar. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat fardhu membaca istiftahnya sebentar. Adapun seperti doa yang ini, yang panjang ini, ini kadang-kadang saja dan ini jarang. 

3) Kemudian yang ketiga, doa istiftah jenis yang ketiga, macam yang ketiga, adalah doa yang sama dengan doa tadi, tapi sampai sebelum bacaan [ أنت ربي ] sama dengan bacaan seperti di atas, hanya saja tanpa penggalan [ أنت ربي ] .
Jadi penggalan [ أنت ربي ] seterusnya tidak dibaca oleh Beliau. 

Riwayatnya sampai:

[ اللهم أنت المالك لا إله إلا أنت سبحانك و بحمدك ] 

Sampai lafal itu saja. Kalau yang tadi dibaca sampai akhir. Kalau riwayat yang ini dibaca sampai:
 
اللهم أنت المالك لا إله إلا أنت سبحانك و بحمدك 

Ini jenis yang ketiga. 

4) Doa istiftah keempat yang pernah dibaca oleh nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah doa: 

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًامُسْلِمَا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، 

sampai [ وأنا أول المسلمين ] kemudian menambahinya dengan: 

اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، 
و قِنِي سَيِّءَ الأخْلاَق و الأعْمال لا يَقِي سَيِّئَها إلاَّ أَنْتَ 

Ini doa istiftah yang keempat. 

Jadi seperti doa istiftah yang kedua, hanya saja sampai [ و أنا أول المسلمين ] setelah itu ditambahi dengan bacaan ini: 

اللَّهُمَّ اهْدِنِي لأَِحْسَنِ الأَخْلاَق 

sampai akhir tadi. 

5) Kemudian doa istiftah yang kelima adalah doa istiftah yang ringkas: 


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَـٰهَ غَيْرُكَ 

_"Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaranMu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau semata-mata."_ 

Ini sangat singkat, dan sering dibaca oleh sahabat Umar Ibnu Khattab radhiyallahu anhu. 
Terhadap doa ini Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: 

إنَّ الأحَبَّ الكَلامِ إلى الله أن يَكُول العَبْدُ سُبْحَنَكَ اللَّهُمَّ .... sampai akhir

Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala adalah ketika seorang hamba mengatakan: 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَـٰهَ غَيْرُكَ 

Ini menunjukkan bahwa doa istiftah ini sangat besar keutamaannya, karena dikatakan oleh nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam: dzikir yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga  menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Keenam dan Ketujuh
═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan doa-doa istiftah. 

Doa istiftah yang keenam yaitu dengan membaca: 



سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ 

_"Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaranMu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau semata-mata."_ 

kemudian menambahinya dengan: 

لَا إِلهَ إِلَّا الله 3x

_"Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah"_ 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا 3x 

_"Allah Maha Agung lagi Maha Besar"_ 

Ini doa istiftah yang keenam. 

7. Doa istiftah yang ketujuh: 



اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِله كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

_"Allah Maha Agung lagi Maha Besar, segala puji yang begitu banyak hanya milik Allah, Mahasuci Allah pada pagi hari dan sore hari."_ 

Ini juga sangat singkat, namun ini juga mempunyai keutamaan khusus yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, bahwa pernah salah seorang sahabat membuka shalatnya dengan doa istiftah ini dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepadanya: 

(( عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ )) 

"Saya kagum dengan doa tersebut karena langit-langit atau pintu-pintu langit dibuka untuknya." 

Pintu-pintu langit dibuka ketika orang tersebut membaca doa istiftah ini. 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِله كَثِيرًا،
 وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

Ini doa istiftah yang sangat ringkas dan keutamaannya sangat besar. Ada sebagian orang yang mengatakan hadits ini menunjukkan bahwa kita boleh melakukan bid'ah karena terlihat sahabat ini seperti membuat doa istiftah sendiri dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membolehkannya. Makanya Rasulullah heran ada pintu langit dibuka. 

Orang tersebut mengatakan demikian. Ketika seorang sahabat dibolehkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membuat-buat doa istiftah sendiri, berarti boleh melakukan bid'ah, berarti sebagian bid'ah ada yang hasanah. 

Ada juga berdalil dengan hadits lain, mengatakan: Di antara dalil adanya bid'ah hasanah adalah perbuatan sahabat Bilal. Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya, "Wahai Bilal, aku tadi malam mendengar suara sandalmu di surga, apa yang engkau lakukan?" Kemudian sahabat Bilal mengatakan, "Tidaklah aku berwudhu kecuali setelah itu aku shalat dua rakaat". 

Dia mengatakan, berarti Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidak tahu ibadah yang dilakukan oleh Bilal ini. Berarti Bilal membuat-buat ibadah sendiri tapi Rasulullah tidak mengingkarinya. Berarti ini menunjukkan bahwa boleh melakukan ibadah-ibadah dengan kreasi sendiri sehingga ada bid'ah yang hasanah. 

Ia juga mengatakan bahwa ada salah seorang sahabat yang setiap shalatnya menutup bacaan suratnya dengan { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد }

kemudian diingkari oleh sahabat yang lainnya dan dilaporkan/diadukan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada orang yang mengadu ini, "Panggil dia dan tanya kenapa dia melakukan hal tersebut". Sahabat tersebut mengatakan, "Karena aku mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala dan di surat tersebut dari awal sampai akhir menjelaskan tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala". 

Surat Al-ikhlas dari awal sampai akhir menjelaskan tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ketika itu mengatakan, "Katakan kepadanya bahwa Allah juga mencintai dia". Dia mengatakan perbuatan ini adalah kebaikan, tidak diketahui oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam dan Beliau akhirnya menyetujuinya. Berarti menunjukkan bahwa boleh bagi kita berkreasi dalam ibadah, berarti ada bid'ah hasanah di sana. 

Kemudian membawakan banyak sekali atsar-atsar, ini semuanya syubhat, dan setiap dalilnya bisa dijawab. Bisa dijawab dengan kaidah yang jelas bahwa para sahabat itu mempunyai keistimewaan melebihi yang lainnya karena mereka hidup bersama nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Ketika mereka hidup bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ada kemungkinan menyetujuinya, ada kemungkinan mengingkarinya. 
Sehingga ketika ada ijtihad-ijtihad dari sebagian sahabat, melakukan sesuatu yang mungkin tidak lazim ketika itu, bukan berarti semua yang dilakukan mereka benar. Tapi kebenarannya menunggu persetujuan dari nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Makanya ada sebagian dari sahabat yang lain mereka juga berijtihad untuk melakukan ibadah, tapi akhirnya dilarang oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Ada yang berijtihad dengan tayammum. Tayammumnya bagaimana? Masuk ke pasir, semuanya dikenai pasir di dalam tubuhnya semuanya, karena tidak tahu caranya/bagaimana caranya bertayammum untuk mensucikan dirinya dari hadats besar. 
Akhirnya dia berijtihad sendiri dengan bertayammum dan bertayammumnya menjadikan pasir tersebut mengenai semua jasadnya sebagaimana ketika mandi besar dia harus menjadikan air mengenai semua jasadnya. Diingkari oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Begitu pula tiga orang yang datang ke rumah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam; yang satunya ingin shalat semalam suntuk, yang satunya ingin puasa selama-lamanya, yang satunya ingin fokus ibadah dan tidak mau menikah. Diingkari oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam ijtihadnya dan mengatakan: 

(( فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي )) 

"Barang siapa yang benci kepada sunnahku, kepada tuntunanku, maka dia bukan dari golonganku". 

Diingkari oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Ada seorang sahabat yang lain ingin fokus ibadah sehingga dia ingin menghilangkan syahwatnya dengan memotong dzakarnya "tabattul" namanya, agar tidak punya syahwat sehingga bisa fokus ibadah. Dilarang oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Sehingga ijtihad dalam masalah ibadah ini adalah kekhususan para sahabat. 
Kenapa menjadi kekhususan para sahabat? 
Karena ketika itu masih ada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana meminta doa kepada Rasulullah. Ini kekhususan para sahabat ketika Rasulullah masih hidup. 

Adapun kita sekarang, tidak memungkinkan hal tersebut. 
Boleh tidak seorang sahabat pergi ke Rasulullah untuk meminta doa? Boleh, karena Rasulullah masih hidup ketika itu.
Tapi kita sekarang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan hal yang sama karena keadaannya memang lain. 

Begitu pula ijtihad-ijtihadnya para sahabat tersebut, memang dibolehkan. Kenapa dibolehkan? Karena hal tersebut masih memungkinkan; karena adanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka, yang dengan Beliau seseorang bisa tahu apakah amalannya benar ataukah amalannya salah karena persetujuan atau pengingkaran nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Sehingga jangan disamakan antara kita dengan para sahabat karena keadaan yang berbeda. Syubhatnya seperti itu. Ini di antara syubhat yang mungkin kuat, dipandang kuat bagi sebagian orang untuk membolehkan bid'ah hasanah. Tapi sebenarnya syubhat ini syubhat yang lemah. Syubhat ini intinya menyamakan antara kita dengan sahabat nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Kemudian setelah itu kalau sahabat Rasulullah boleh melakukan ijtihad-ijtihad yang demikian, berarti kita juga boleh melakukan ijtihad-ijtihad yang demikian. 
Kita katakan ada perbedaan yang sangat mendasar. Kalau para sahabat nabi Muhammad salallahu 'alaihi wasallam, mereka ada Rasulullah salallahu alaihi wasallam yang bisa membenarkan dan menyalahkan mereka, sedangkan kita tidak demikian, tidak ada Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam. 

Dan Rasulullah sudah memberikan kaidah kepada kita dengan kaidah yang sangat umum, 

(( وَإِيَاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ )) 

"Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama"

Dalam hadits yang lain Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ )) 

"Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka amalan tersebut ditolak" 

Mudah-mudahan bisa dipahami dengan baik. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  



🌏 WebsiteGiS: https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Kedelapan dan Kesembilan


═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi sa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan doa-doa istiftah. 

Doa istiftah yang kedelapan: 



الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ 

_"Segala puji milik Allah dengan pujian yang sangat banyak, baik, dan penuh berkah."_ 

Ini juga sangat ringkas dan punya keutamaan khusus karena adanya hadits nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam: 

(( لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتدِرُونَها أيُّهُمْ يَرْفَعُهَا )) 

"Aku telah melihat ada 12 malaikat saling memperebutkannya, siapa di antara mereka yang membawanya naik ke langit menghadap Allah subhanahu wa ta'ala." 

Di antara doa istiftah adalah doa nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang juga panjang ya. Doa panjang ini biasa dibaca oleh Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat malam. Dan bahwa Rasulullah ketika shalat malam memang panjang sekali. 
Beliau membaca kadang dalam satu rakaat surat Al-Baqarah dari awal sampai akhir. Satu rakaat. Ini menggambarkan kepada kita betapa semangatnya Beliau dalam beribadah, betapa tahannya Beliau dalam melakukan amalan-amalan ketaatan. Surat Al-Baqarah kalau dibaca bisa sampai satu jam lebih, kalau bacanya pelan bisa sampai satu jam lebih, baca biasa sampai satu jam lebih karena dua juz setengah. Kita bisa bayangkan bagaimana lamanya. 


Kemudian di rakaat kedua Beliau membaca surat Ali-Imran. Surat Ali-Imran ini juga panjang, dimulai di pertengahan juz ketiga sampai lima halaman sebelum juz kelima. Ini panjang. Kemudian setelah itu Beliau membaca surat An-Nisa sampai selesai. Kemudian setelah itu membaca surat Al-Maidah sampai selesai. Bayangkan, bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dahulu semangat dalam beribadah. 



Karena panjangnya shalat ini, Rasulullah memanjangkan doa istiftahnya juga. Yang biasa Beliau baca adalah doa ini: 

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّهُ حَقُّ، وَالنَّارُ حَقُّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقُّ، وَمُحَمَّدٌحَقُّ 

_"Ya Allah, segala puji milik-Mu. Engkaulah cahaya seluruh langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya. Segala puji milik-Mu. Engkaulah Pemelihara seluruh langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya. Segala puji milik-Mu. Engkaulah Penguasa segenap langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya. Segala puji milik-Mu, Engkaulah Yang Mahabenar, janji-Mu mahabenar, firman-Mu mahabenar, pertemuan dengan-Mu mahabenar, adanya surga mahabenar, adanya neraka mahabenar, adanya kiamat mahabenar, adanya para nabi mahabenar, dan adanya Muhammad صلى الله عليه وسلم (sebagai rasul-Mu) mahabenar."_ 

  [ وَمُحَمَّدٌحَقُّ ]

Padahal yang membaca siapa? Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Nabi Muhammad Beliau mengatakan sendiri bahwa "Muhammad itu haq". Ini bantahan yang telak kepada orang yang mengatakan tidak boleh kita merasa benar sendiri. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam merasakan ini. Beliau merasa benar. Kenapa kita tidak boleh? Merasa benar sendiri dibolehkan apabila sesuai dengan dalil syar'i. 

Sering kali orang mengatakan demikian, "jangan merasa benar sendiri". Kemudian setelah itu dia meninggalkan sunnah-sunnah nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam; meninggalkan tuntunan nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 
Kita katakan kita boleh merasa benar asalkan kita punya dalil. Silakan anda juga merasa benar apabila dalil anda kuat. Jangan melarang orang lain merasa benar karena mereka mendasarkan amalannya pada dalil. 

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam merasa benar. Kalau Rasulullah tidak merasa benar, untuk apa Beliau pertahankan akidahnya, tuntunannya, dengan mengorbankan jiwa raga Beliau sendiri, yang paling mulia tersebut; dengan mengorbankan para sahabatnya, para kerabatnya. Beliau harus merasa benar. Kalau tidak merasa benar, Beliau tidak akan melakukan hal ini. Dan perkataan Beliau [ ٌّوَمُحَمَّدٌ حَق ] "Muhammad adalah haq", Muhammad itu benar. 

Kalau tidak berdasarkan dalil maka jangan merasa benar sendiri. Dan perkataan "jangan merasa benar sendiri", perkataan itu sebenarnya adalah menyalahkan orang lain, berarti dia merasa benar juga. Ketika dia melarang orang lain, berarti dia melarang sesuatu yang salah. Yang menurut dia salah, berarti dia juga menganggap orang lain salah dan menganggap dirinya yang benar. 

اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. أَنْتَ رَبُّنَا وَإِلَيْكَ المَصِيْر، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مَنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِِلهِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ 

_"Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri dan bertawakal. Hanya kepada-Mu aku beriman. Hanya kepada-Mu aku bertaubat Hanya kepada-Mu aku mengadu, dan hanya kepada-Mu aku memohon keputusan. Engkaulah Tuhan kami dan Engkaulah tempat kembali. Oleh karena itu, ampunilah dosa-dosaku yang lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Hanya Engkaulah yang lebih tahu daripada aku, Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terakhir. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan kecuali Engkau dan tiada daya atau kekuatan kecuali hanya dengan pertolongan-Mu."_ 


Doa ini awalnya tentang pujian, sanjungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Kemudian menyebutkan keyakinan seseorang tentang sesuatu yang ghaib bahwa dia benar-benar beriman kepada semua yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemudian setelah itu menyebutkan permintaan untuk diampuni dosa-dosanya. Dan ini biasa dibaca oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat malam. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Kesepuluh, Kesebelas, dan Keduabelas

═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi sa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan doa-doa istiftah. 

Doa istiftah yang kesepuluh:



Ini juga biasa Beliau baca ketika shalat sunnah malam: 

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ 

"Ya Allah, Tuhan Malaikat jibril, Mikail, dan Israfil, Tuhan Pencipta segenap langit dan bumi, Tuhan Yang Maha Mengetahui semua yang ghaib dan yang nyata. Engkaulah yang akan menghakimi para hamba-Mu mengenai apa saja yang mereka perselisihkan. Dengan izin-Mu berilah aku petunjuk memilih kebenaran dan apa'yang mereka perselisihkan. Engkaulah yang member! petunjuk siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus."

Ini di antara doa istiftah yang dibaca oleh Beliau ketika shalat malam. 

Doa istiftah yang kesebelas:



Beliau bertakbir 10 kali: mengatakan Allahu Akbar 10x; 
bertahmid 10 kali mengatakan: Alhamdulillah 10x; 
kemudian bertasbih 10 kali: Subhanallah;
kemudian bertahlil 10 kali: Laa ilaha illallah mengucapkan 10 kali, 
dan beristighfar 10 kali: Astaghfirullah 10x; dan membaca: 

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَاهْدِنِيِ وَارْزُقْنِيْ وَعَافِنِيْ 

Ini doa yang kesebelas. Doa istiftah yang kesebelas juga lumayan panjang kalau dibaca semuanya. 

Bertakbir 10 kali, kemudian mengatakan 
Alhamdulillah 10 kali, Subhanallah 10 kali, tahlil 10 kali: Laa ilaha illallah, kemudian 
beristighfar 10 kali; 

( اَللهُ أَكْبَرُ اَلْـحَمْدُ لِله سُبْحِانَ اَللهُ لَا اِلَهَ إِلَّا اَللهُ أَسْتَغْفِرُ اَللهُ 10x @)   

"Allah Mahabesar (10x), segala puji milik Allah (10x), Mahasuci Allah (10 x), tidak ada tuhan kecuali Allah (10x), aku mohon ampun kepada Allah (10x).

Kemudian setelah itu membaca: 

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَاهْدِنِيِ وَارْزُقْنِيْ وَعَافِنِيْ 

Kemudian setelah itu membaca
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ 

Membaca doa tersebut sebanyak 10 kali juga. 

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَاهْدِنِيِ وَارْزُقْنِيْ وَعَافِنِيْ 

"Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan berilah aku keselamatan" (10x)

Dibaca 10 kali.
Setelah itu membaca: 

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الضِّيْقِ يَوْمَ الحِسَابِ 

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan pada hari menghadapi perhitungan amal di akhirat" (10x)

Mungkin kalau doa ini ditulis mungkin menjadi doa yang paling panjang. Ditulis semuanya mungkin doa ini menjadi doa yang paling panjang. Karena Allahu Akbar 10 kali ini termasuk panjang; kemudian Alhamdulillah 10 kali, kemudian mengatakan Subhanallah 10 kali, mengucapkan tahlil Laa ilaha illallah 10 kali, mengucapkan istighfar 10 kali kemudian membaca: 

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَاهْدِنِيِ وَارْزُقْنِيْ وَعَافِنِيْ 10x  

Kemudian setelah itu membaca: 

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الضِّيْقِ يَوْمَ الحِسَابِ 

Kalau kita lihat dari doa-doa yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullah di kitab ini, doa yang paling panjang adalah doa yang kesebelas ini. Doa istiftah yang paling panjang adalah doa yang kesebelas. 

Kemudian doa istiftah yang terakhir (ke-12) adalah: 



اللهُ أَكْبَرُ 3x 

ذُوْا المَلَكُوْتِ وَالجَبَرُوْتِ وَالكِبْرِيَاءِ وَالعَظَمَةِ 

Membaca: 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ ذُوْ الْمَلَكُوتِ وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ 

"Allah Mahabesar (3 kali), Tuhan Pemilik seluruh kekuasaan, Pemilik segala keperkasaan, Pemilik semua kebesaran, dan Pemilik semua keagungan."

Inilah doa-doa istiftah yang bisa kita jadikan sebagai variasi doa istiftah kita ketika kita shalat. Kalau bisa semuanya dihafalkan dan kita amalkan dengan pengamalan yang berbeda-beda. Kadang membaca doa yang nomor 1 misalnya, kadang membaca yang ke-12, kadang membaca yang ke-9, kadang membaca yang ke-11. 

Dan semangatlah untuk menerapkannya. Kalau kita tidak terapkan, kita tidak akan hafal doa-doa tersebut. Kalau kita pernah menerapkannya dalam suatu waktu, biasanya kita akan hafal terus doa tersebut, maka sebaiknya demikian. 

Kita benar-benar ingin mengikuti nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat kita, maka amalkanlah variasi-variasi doa istiftah ini yang diajarkan oleh Beliau kepada kita. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


Postingan populer dari blog ini

Al Fatihah 1

BIMBINGAN SINGKAT AMALAN HAJI

BEKAL ISLAM