KITAB SIFAT SHALAT NABI Al Fatihah

                     ╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                                  
       Grup Islam Sunnah | GiS
           
                     ╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 WebsiteGiS: https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Membaca Al Fatihah ~ tentang Ta'awudz 




═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Pada kajian yang sebelumnya kita sampai pada pembahasan tentang doa istiftah yang disunnahkan untuk dibaca setelah takbiratul ihram. Dan kita sudah membahas 12 macam doa istiftah yang disebutkan oleh syaikh Albani rahimahullah. 

Kemudian beliau membahas tentang masalah membaca Al Fatihah. 
Masalah membaca Al Fatihah dan ayat atau surat. 

Setelah Beliau membaca istiftah Beliau biasanya membaca ta'awudz, yaitu berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari syaitan yang terkutuk. Dan di antara bacaan yang dibaca oleh Beliau, bacaan taawudz yang dibaca oleh Beliau, adalah yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalam kitabnya ini. 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ 

"Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk dari kegilaannya, kesombongannya dan syairnya yang tercela yang dibisikkan olehnya."  

Ini di antara bacaan taawudz-nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 

Kenapa kita membaca ta'awudz? 
Karena syaitan sangat semangat sekali dalam menggoda orang yang shalat. Bisa dibayangkan ya, syaitan itu ketika ada adzan dia lari terbirit-birit sampai terkentut-kentut, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi setelah itu langsung kembali lagi ke masjid untuk menggoda orang yang shalat, padahal tadi larinya itu sampai dia tidak mendengar lagi adzan, lari jauh.. tapi setelah itu kembali lagi ke masjid.  

Ini semangat syaitan dalam menggoda kaum muslimin yang sedang shalat, karena shalat ini ibadah yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalat inilah yang menghubungkan antara seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Semakin kita banyak shalat semakin tinggi derajat kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setiap kita sujud Allah mengangkat derajat kita. Semakin kita banyak bersujud semakin tinggi derajat kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Dan shalat ini sangat dicintai oleh Allah. Makanya pertama kali Allah perintahkan kita shalat, Allah inginnya 50 kali dalam sehari semalam. 50 kali, karena Allah sangat mencintai ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diminta oleh Nabi Musa untuk meminta keringanan. Diringankan menjadi 45, menjadi 40, 35, 30, sampai akhirnya tinggal 5. Tinggal 5 waktu. Tapi atas kemurahan Allah Subhanahu wa Ta'ala, Allah memberikan pahala 50, dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebanyak 10 kali lipat. 

Shalat ini sangat dicintai oleh Allah subhanahu wa Ta'ala dan sangat besar pahalanya bagi seorang hamba. Makanya syaitan sangat semangat untuk merusak shalat kita. 

Oleh karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mencontohkan kepada kita agar kita membaca ta'awudz ini, agar kita berlindung dari syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan syairnya yang dibisikkan ketika shalat. 

Di antara bacaan taawudz yang dibaca oleh Beliau adalah: 

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِن الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ 

Ada tambahan : والسميع العليم 

"Aku berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya, dan dari syairnya yang tercela yang dibisikkan olehnya." 

Apakah kita boleh membaca sebagian dari ta'awudz ini? Kita katakan boleh. Karena di dalam Al-Qur'an di surah An-Nahl disebutkan dengan perintah yang mutlak, 

{ فَإِذَا قَرَأْتَ القُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ } 

"Apabila engkau hendak membaca Al-Qur'an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." 

Tidak ada tambahan

ِمِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ 

Tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkannya hanya sampai "dari godaan syaitan yang terkutuk".
Sehingga apabila sebelum membaca "bismillah" kita hanya membaca:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ 

sudah cukup. Sudah menjalankan sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membaca ta'awudz. 

Akan tetapi kalau kita membacanya sempurna sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam riwayat-riwayat ini, maka itu yang paling afdal. 

Riwayatnya yang satu mengatakan, 

أَعُوذُ بِاللهِ مِن الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ 

Yang satunya ada tambahan السميع العليم 

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِن الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Membaca Al Fatihah ~ tentang Basmallah



═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam setelah Beliau membaca istiftah, Beliau biasanya membaca ta'awudz, yaitu berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari syaitan yang terkutuk. 

Kemudian setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca basmalah (bismillahirrohmanirrohim) 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Bismillah ini bagian dari surat Al-Fatihah. Ada khilaf di antara para ulama dalam masalah ini, apakah bismillah itu ayat dari Al-Fatihah, ataukah tidak. Pendapat yang kuat (adalah) yang mengatakan bahwa bismillah itu bagian dari Al-Fatihah. Sehingga wajib dibaca. Menjadi rukun dalam shalat kita. Karena membaca Al-Fatihah adalah rukun shalat, sehingga Al-Fatihah harus dibaca dari awal sampai akhir. 

Kalau kita mengatakan bahwa bismillah itu bagian dari Al-Fatihah, maka berarti bismillah harus dibaca. Dan ada hadits khusus yang dihasankan oleh Syaikh Albani dan dihasankan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al A'bad juga, bahwa bismillah itu bagian dari Al-Fatihah. Sehingga pendapat ini lebih kuat, yang mengatakan bahwa bismillah itu bagian dari Al-Fatihah. 

Ada yang mengatakan, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa bismillah itu ayat terpisah. Bismillah itu ayat yang berdiri sendiri dan dia dibaca sebelum membaca surat-surat. Sebelum membaca surat-surat kita disunahkan untuk membaca ayat ini yaitu bismillahirohmanirohim. 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Dia menjadi bagian dari ayat surat An-Naml: 

{ إِنَّهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ } 

Ada di surat An-Naml. Dan bismillah ini disunnahkan untuk dibaca sebelum membaca surat-surat. Ini salah satu pendapat. Tapi pendapat yang kuat mengatakan bahwa "bismillahirrohmanirrohim" bagian dari surat An-Naml; dia juga bagian dari surat Al-Fatihah. Sehingga ketika kita shalat kita wajib membaca bismillah. 

Adapun ta'awudz; dikatakan oleh Syaikh Albani dalam ringkasan Kitab Sifat Shalat Nabi. Syaikh Albani setelah menulis kitab ini, beliau menulis kitab lain yang lebih kecil dari ini, namanya Mukhtashar Sifat Shalat Nabi (ringkasan dari sifat shalat Nabi). Syaikh Albani dalam kitab itu (kecil dia, hanya beberapa halaman) beliau mengatakan bahwa membaca ta'awudz itu wajib. 

Kenapa wajib? 
1) Karena diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.  
2) Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjalankannya. 

Dan Rasulullah mengatakan: 

(( صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ )) 

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat" 

Makanya beliau mewajibkan membaca ta'awudz. Namun pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang mengatakan bahwa ta'awudz ini sunnah, tidak sampai pada derajat wajib, dan ini pendapat mayoritas ulama. 

Kemudian setelah itu membaca bismillahirohmanirohim. Beliau tidak  membacanya dengan keras. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi imam dan membaca keras bacaan Al-Fatihah-nya, Beliau tidak membaca "bismillahirrohmanirrohim" dengan dengan keras. 

Kalau ada yang mengatakan, "Bukankah bismillahirohmanirohim adalah bagian dari Al-Fatihah? Kenapa dibedakan antara bagian-bagian Al-Fatihah itu; yang 'bismillahirrohmanirrohim' di-sir-kan atau dilirihkan suaranya, mulai 'alhamdulillah' di-jahr-kan atau dikeraskan suaranya?". Maka kita katakan: yang membedakan itu adalah tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, contoh yang datang dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena Beliau membedakan, kita juga membedakannya. 

Makanya kita membaca "Aamiin" dengan jahr, dengan suara yang keras, padahal Aamiin bukan ayat dari Al-Fatihah. Tidak ada yang mengatakan Aamiin itu ayat dari Al-Fatihah tapi kita jahr-kan, kita keraskan suaranya. 

Kenapa kita keraskan?  
Karena kita mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang bukan ayat dari Al-Fatihah bisa kita keraskan karena mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; yang bagian dari Al-Fatihah bisa kita lirihkan karena alasan yang sama, yaitu mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga  menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚    Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

Pembahasan Membaca Al Fatihah ~ Cara Rasulullah Membacanya



═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 


Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam setelah Beliau membaca istiftah, Beliau biasanya membaca ta'awudz, yaitu berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari syaitan yang terkutuk. Kemudian setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca basmalah: 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Kemudian setelah membaca "bismillahirrohmanirrohim" dengan suara yang lirih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ 

meneruskan Al-Fatihah-nya. Dan Beliau ketika membaca Al-Fatihah ini memotongnya ayat demi ayat, tidak menyambungnya. 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

اَلْحَمْدُ لِله رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ 

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ 

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ 

اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ 

صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ 

Ayat demi ayat Beliau baca. Beliau tidak menyambung. Ini di antara sunnah dalam membaca Al-Qur'an; ayat itu diletakkan ada batasan-batasannya agar kita membacanya sama seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca Al-Quran. 

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu ketika membaca Al-Qur'an, tidak, kebiasaan Beliau tidak menyambung antara satu ayat dengan ayat yang lainnya. Walaupun kadang-kadang maknanya belum sempurna, walaupun kadang-kadang suatu ayat maknanya belum sempurna, tapi diputus oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Kita juga mengikutinya seperti misalnya ayat di dalam surat Al Maa'un. 

{ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ } 

Di situ ada ayat, padahal artinya "celakalah orang-orang yang shalat".
Artinya belum sempurna. 

{ ٱلَّذِینَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ } 

Sampai [ َسَاهُوْن ] ini sempurna, 
"yaitu orang-orang yang lalai dari menjalankan shalatnya". 

Tapi inilah sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau ketika membaca ayat tersebut, Beliau potong ayat demi ayat, dan cara membaca surat tersebut Beliau potong ayat demi ayat. 

Di dalam surat Al-Baqarah juga, ada sebuah ayat yang maknanya tidak sempurna tapi dipotong oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah berhenti sampai di situ, kemudian setelah itu meneruskan, 

{ كَذَ ٰ⁠لِكَ یُبَیِّنُ ٱللهُ لَكُمُ ٱلۡـَٔایَـٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ } { فِی ٱلدُّنۡیَا وَٱلۡـَٔاخِرَةِۗ } 

Kata-katanya { لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ }
"agar kalian berpikir", berhenti di situ padahal itu belum sempurna. 

Ayat selanjutnya { فِی ٱلدُّنۡیَا وَالآخِرَةِۗ } 
"di dunia dan di akhirat" 

Maksudnya "agar kalian berpikir di dunia dan di akhirat" tapi dipotong di situ. 

{ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ } 

Agar kalian ingat di dunia dan di akhirat.  Maka kita sebagai umatnya ketika membaca Al-Qur'an juga demikian. Kita afdalnya memotong ayat per ayat. Ada juga ayat-ayat yang lain seperti itu. Jadi maknanya belum sempurna, tapi ada ayat di situ, tetap kita memotongnya, tidak kita sambung. Ini sunnah ya, tidak berarti kalau disambung jadi haram, tidak, tapi meninggalkan yang lebih afdol. 

Makanya Syaikh Albani rahimahullah di sini, ia mengatakan, "kemudian Beliau membaca surat Al-Fatihah dengan memenggalnya ayat demi ayat" 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
kemudian berhenti. 
Kemudian membaca
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
kemudian berhenti. 
Kemudian membaca
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
kemudian berhenti. 
Kemudian membaca 
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
dan demikian selanjutnya, demikian seterusnya hingga akhir surat. 

Demikianlah cara Beliau membaca semua ayat dalam Al-Qur'an. Beliau berhenti pada akhir ayat dan tidak menyambungnya dengan ayat setelahnya. Ini sunnah dalam membaca Al-Qur'an. Kita membaca ayat per ayat.  

Kemudian beliau di sini menyebutkan 

وَكَانَ تَارَةً يَقُوْلُهَا  مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنَ 

Dahulu Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam terkadang membaca Al-Fatihah dengan bacaan 'malikiyaumiddin'.
Kalau bacaan yang biasa:  'maaliki yaumiddin'. Tetapi di dalam sebuah riwayat beliau menyebutkan bahwa Beliau membacanya 'malikiyaumiddin' dengan memendekkan 'mim'-nya. 

Di zaman ini para ulama mewajibkan kita membaca Al-Fatihah sesuai dengan riwayat masing-masing. Tidak boleh kita mencampur antara riwayat yang satu dengan riwayat yang lainnya. 

Oleh karenanya kita ketika membaca Al-Fatihah, maka kita cukupkan dengan satu riwayat. Ada riwayat yang 'malikiyaumiddin' ya silakan dibaca dari awal sampai akhir dengan riwayat itu.
Ada riwayat yang 'maaliki yaumiddin',  silakan dibaca riwayat itu dari awal Al-Fatihah sampai akhir Al-Fatihah. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga  menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Postingan populer dari blog ini

Al Fatihah 1

BIMBINGAN SINGKAT AMALAN HAJI

BEKAL ISLAM