KITAB SIFAT SHALAT NABI Faedah Bershalawat kepada Nabi ketika Bertasyahud

🌏 https://grupislamsunnah.com/ 

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

Pembahasan tentang Faedah Bershalawat kepada Nabi ketika Bertasyahud 


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Ikhwani wa akhawatifillah, rahimani wa rahimakumullah, 

Pada kesempatan yang telah lalu, kita sudah sampai pada redaksi-redaksi shalawat yang sanadnya shahih kepada Rasulullah ﷺ. 

Dan selanjutnya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala memberikan kepada kita faedah-faedah yang penting yang berkaitan dengan shalawat yang ada di dalam shalat ini. 

Beliau memberikan judul 

[ فَوَا ئِدُ مُحِمَّةٌ فِي الصَّلاَةِ عَلَى نَبِيِّ الأُمَّةِ ] 

"Faedah-faedah penting yang berkaitan dengan shalawat kepada Nabi umat Islam, yaitu Nabi Muhammad ﷺ" 

Di sini beliau membawakan faedah ini dengan panjang lebar. Saya tidak ingin membaca huruf per huruf, karena sangat panjang sekali. Saya ingin membaca sebagian yang dibawakan oleh beliau. Jadi saya ingin membaca faedahnya saja, adapun komentar-komentar beliau kepada orang lain, saya tidak ingin membacanya, karena akan memperpanjang waktu. Yang penting kita tahu faedah apa yang ingin disampaikan oleh beliau, itu saja. 

Beliau sebutkan di sini. 

▫️Faedah Pertama 

Jika diperhatikan, sebenarnya di dalam kebanyakan redaksi shalawat kepada Nabi ﷺ yang beragam ini, tidak disebutkan nama Nabi Ibrahim secara tersendiri, yang terpisah dari kata 'Aali Ibrahim' [ آلِ إِبْرَاهِيمَ ]. Justru redaksi yang ada menyebutkan 

[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/ 

Tidak dikatakan [ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa ibroohiim/ 

tapi [ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/ 

-> Ini di sebagian besar redaksi, tidak semuanya. 
Ada redaksi yang menyebutkan nama Nabi Ibrahim secara tersendiri. 

[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim/ 

Ada yang redaksinya seperti ini. 

Tapi mayoritas redaksi shalawat Ibrahimiyah yang ada dalam riwayat, mayoritas tidak menyebutkan nama Nabi Ibrahim secara tersendiri. Kebanyakan langsung menyebut 

[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/ 

Kalau  [ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa ibroohiim/
Artinya "Sebagaimana engkau bershalawat kepada Nabi Ibrahim" 

Tapi kalau 
[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/
Artinya "Sebagaimana engkau bershalawat kepada keluarganya Nabi Ibrahim" 

Beliau sebutkan di sini, sebabnya adalah karena makna ungkapan "aalu fulan" - آلُ إِبْرَاهِيمَ - 'alu Ibrahim' contohnya (keluarga besar si fulan) dalam bahasa Arab mencakup juga orang tersebut. Kalau dikatakan aalu Ibrahim berarti mencakup Nabi Ibrahim juga. Sebabnya adalah karena makna ungkapan aalu fulan (keluarga besar si fulan) dalam bahasa Arab mencakup juga orang tersebut dan juga orang lain yang ada hubungannya dengannya. 

Ini seperti yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya: 

{ إِنَّ ٱللهَ ٱصْطَفَىٰٓ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَٰهِيمَ وَآلَ عِمْرَٰنَ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ. }

"Sesungguhnya Allah telah memilih Nabi Adam, Nabi Nuh, keluarga besar Nabi Ibrahim (dikatakan 'keluarga besar Nabi Ibrahim', itu mencakup Nabi Ibrahim juga) dan keluarga besar Imran (mencakup Imran-nya juga) melebihi segala umat di masa mereka masing masing." 

Dan juga firman-Nya: 

{ إِلَّآ آلَ لُوطٍۢ ۖ نَّجَّيْنَٰهُم بِسَحَرٍۢ } 

"Kecuali keluarga besar Nabi Luth (ketika dikatakan keluarga besar Nabi Luth, mencakup Nabi Luth-nya juga) mereka kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing." 

Dan juga sabda Rasulullah ﷺ 

[ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِيْ أَوْفَى ] 

"Ya Allah, anugerahkanlah shalawat kepada keluarga besar Abu Aufa" 

Ketika dikatakan "keluarga besar Abu Aufa", itu juga mencakup Abu Aufa-nya. 

Demikian juga kata ahlul bait, seperti dalam firman-Nya, 

{ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيكُمْ أهْلَ البَيْتِ، إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ } 

Ini menjelaskan tentang keluarganya Nabi Ibrahim (ahlal bait di sini tentang keluarganya Nabi Ibrahim) 
"Rahmat Allah dan keberkahan-Nya dicurahkan atasmu wahai ahlul bait (maksud ahlul bait di sini adalah ahlul bait-nya Nabi Ibrahim) 
Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Agung."

Dalam ayat terakhir ini termasuk juga di dalamnya Nabi Ibrahim, karena yang dimaksud dengan ahlul bait di situ adalah ahlul baitnya Nabi Ibrahim. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta'ala berkata, oleh karena itu, dalam kebanyakan redaksi disebutkan dengan lafal: 

[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/
dan 
[ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim/ 

Dan ada juga yang hanya dengan Ibrahim saja, karena beliaulah yang pokok dalam hal meraih shalawat dan penyucian dari Allah, sedangkan semua keluarga beliau mendapatkan hal itu hanya mengikuti. Yang inti adalah Nabi Ibrahim, adapun keluarga besar beliau semuanya mendapatkan kemuliaan karena adanya Nabi Ibrahim 'alaihissalam. 

Dan dalam sebagian riwayatnya disebutkan, yang ini dan yang itu, maksudnya ada yang disebutkan, 

[ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim/ 

Ada yang penyebutannya 

langsung [ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ]
/kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim/ 

Dan itulah yang paling banyak. Maka ini adalah peringatan terhadap kedua hal ini. 

Ini faedah yang pertama yang disebutkan oleh As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  1


🌏 https://grupislamsunnah.com/ 

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

Pembahasan tentang Faedah Bershalawat kepada Nabi ketika Bertasyahud Bag 02 


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Ikhwani wa akhawatifillah, rahimani wa rahimakumullah, 

Kita sudah sampai pada faedah-faedah yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang berkaitan dengan shalawat kepada Nabi kita Muhammad ﷺ. 

▫️ Faedah Kedua 

Disebutkan (oleh Syaikh Albani, ed):
Para pembaca yang budiman dapat melihat bahwa redaksi-redaksi shalawat kepada Nabi ﷺ , terlepas dari adanya redaksi yang berbeda-beda tersebut, namun semuanya mengandung shalawat kepada keluarga besar Nabi Muhammad ﷺ, istri dan anak keturunan Beliau ﷺ. Karena itu tidak termasuk sunah apalagi dikatakan telah melaksanakan perintah Nabi ﷺ orang yang hanya mengucapkan
[ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ]
/Allaahumma sholli 'alaa muhammad/
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad" saja.
Akan tetapi harus membaca salah satu dari redaksi shalawat tersebut secara utuh sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ. Dan tidak ada perbedaan dalam hal tersebut antara tasyahud awal dan tasyahud akhir. 

Maksud dari Syaikh Albani di sini, beliau ingin mengatakan bahwa tidak benar pendapat sebagian _fuqaha_ yang mengatakan kalau kita sudah membaca [ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ], maka sudah cukup sebagai bentuk pengamalan dari rukun shalat kita atau wajibnya shalat kita. Karena shalawat ini pendapat yang rajih/pendapat yang kuat adalah wajib. Ini adalah wajib. 

Kalau dikatakan wajib, maka kadar terkecil dari kewajiban itu apa? Para ahli fiqih mengatakan, kadar paling kecil/paling minimal (adalah, -ed) membaca shalawat saja. Tidak harus shalawat Ibrahimiyyah secara lengkap. Dengan mengatakan [ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ] sudah cukup. Dan ini pendapat mayoritas fuqaha. Mayoritas ahli fikih itu mengatakan demikian. 

Kenapa sudah cukup tanpa membaca shalawat Ibrahimiyyah secara lengkap? Karena mereka mengatakan, yang diperintahkan adalah bershalawat. Yang diperintahkan dalam ayat/dalam surat Al- Ahzab adalah shalawat saja. 

{ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا }

“Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi" (kepada dia, maksudnya kepada Nabi Muhammad ﷺ ), 
{ صَلُّوا عَلَيْهِ } 
tidak dikatakan { صَلُّوا عَلَيْهِ وَآلِهِ } 
tidak ada tambahan keluarganya, istrinya; tidak ada tambahan seperti itu. Perintahnya: "Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi Muhammad ﷺ" ,
{ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا } 
"dan bersalamlah kalian kepada Nabi Muhammad ﷺ." 

Salam sudah di awal.  
[ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ]
/As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh./ 

Sedangkan shalawatnya itu biasanya setelah tasyahud. Ketika di dalam Al-Qur’an perintahnya hanya shalawat kepada Nabi saja, maka para fuqaha mengatakan: cukup dengan mengucapkan [ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ]. Ini kadar minimal. Mereka tidak mengatakan seperti itu yang paling afdal, tidak. Tapi kadar minimalnya seperti itu. Karena dengan seperti itu sudah menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an. 

Ini tidak disepakati oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala. Beliau katakan demikian, “Akan tetapi harus membaca salah satu dari redaksi shalawat tersebut secara utuh sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ." Ini pendapat beliau. Dan tidak ada perbedaan dalam hal tersebut antara tasyahud awal maupun tasyahud akhir. 

Dan ini merupakan pendapat yang dituangkan secara tertulis oleh Imam Syafii dalam kitabnya Al-Umm. Imam Syafii berkata, "Lafadz tasyahud awal dan tasyahud akhir adalah sama, tidak ada perbedaan. Maksud dari perkataan saya tasyahud di sini adalah tasyahud beserta shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ , sehingga tidaklah boleh hanya membaca yang satu tanpa yang lainnya." 

Ini faedah yang kedua yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala. Namun, ya inilah perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Kalau Syaikh Albani mengatakan wajib membaca dari awal sampai akhir.  Shalawat Ibrahimiyah wajib dibaca dari awal sampai akhir. Silahkan membaca salah satu redaksi yang sahih, tapi harus dari awal sampai akhir.

Mayoritas fuqaha mengatakan ya tidak harus dari awal sampai akhir, yang penting sudah dikatakan bershalawat untuk Rasulullah ﷺ. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  2


🌏 https://grupislamsunnah.com/ 


👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

Pembahasan tentang Faedah Bershalawat kepada Nabi ketika Bertasyahud Bag 03 


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Ikhwani wa akhawatifillah, rahimani wa rahimakumullah, 

Kita sudah sampai pada faedah-faedah yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang berkaitan dengan shalawat kepada Nabi kita Muhammad ﷺ. 

▫️ Faidah Ketiga 

Faedah ketiga yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala: 

Para pembaca yang budiman juga dapat melihat bahwa pada semua redaksi shalawat tersebut tidak disebutkan lafadz “sayyidina”. 

Ini kemaren juga sudah saya singgung. Tidak ada satupun redaksi shalawat Ibrahimiyah yang ada kata “sayyidina”. Semuanya tanpa kata “sayyidina”. 

[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ]

_/Allaahumma sholli 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad/_

Tidak ada kata-kata

[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ]

_/Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad/_

Maka yang disunahkan, yang dianjurkan, yang disyariatkan, adalah tanpa membaca "sayyidina" dalam shalawat Ibrahimiyyah karena itulah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Dan tidak tepat alasan orang yang mengatakan bahwa kita menambahkan sayyidina di situ itu untuk _ihtiram_ (untuk penghormatan) kepada Nabi kita Muhammad ﷺ. 

Kenapa tidak tepat? Karena dalam masalah penghormatan, maka kita semuanya tidak ragu akan sikap penghormatan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Siapa yang lebih menghormati Rasulullah ﷺ melebihi para sahabat? Tidak ada. Mereka sampai berebut darah yang keluar dari badan Beliau karena dibekam. Para sahabat berebut darahnya, para sahabat juga berebut rambut yang Beliau cukur/Beliau gundul ketika Haji Wada. Mereka berebut rambut Beliau. Mereka berebut bekas air wudhu-nya Rasulullah ﷺ. 

Siapa yang lebih menghormati Rasulullah ﷺ melebihi para sahabat Beliau? Para sahabat ketika bersikap kepada Rasulullah ﷺ itu melebihi sikapnya orang-orang terhadap raja-rajanya. Para sahabat sangat menghormati Rasulullah ﷺ. 

Tapi lihat, lihat redaksi-redaksi shalawat Ibrahimiyah yang diriwayatkan oleh mereka. Tidak ada satupun dari redaksi tersebut yang memberikan tambahan “sayyidina”. Makanya alasan _ihtiram_ kepada Nabi kita Muhammad ﷺ dalam penambahan “sayyidina” ini sangat tidak tepat sekali. Kita katakan, iya kita sangat menghormati Rasulullah ﷺ, tapi bukan berarti kita harus menambah "sayyidina" di dalam bacaan shalat kita, di dalam bacaan shalawat yang telah ditentukan oleh Rasulullah ﷺ. 

Kalau kita alasannya ihtiram, ya sudah, ditambah saja semuanya yang ada nama Nabi kita Muhammad ﷺ. 
Syahadat ditambah saja, 

( أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ )

Tambah saja seperti itu, kalau alasannya ihtiram. 

Ubah saja lafal azan kita, kalau alasannya ihtiram.

( أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ )

Ubah saja azannya seperti itu. Dan katakan alasannya ihtiram. Alasannya, memberikan penghormatan kepada Rasulullah ﷺ. Tidak seperti ini ya. 

Kita semuanya sangat menjunjung tinggi Rasulullah ﷺ. Tapi di sana ketika ada bacaan-bacaan tertentu yang diajarkan oleh Beliau dengan redaksi tertentu, maka kita jaga redaksinya. Kita jaga redaksinya apa adanya sebagaimana Beliau inginkan. Dan ini termasuk di antara penghormatan kita kepada Beliau ﷺ. 

▫️ Faidah Keempat 

Faedah yang berikutnya yang disebutkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu Ta'ala, yaitu faedah yang keempat, dikatakan di situ: 

Ketahuilah bahwa redaksi shalawat yang pertama, begitu juga redaksi yang keempat, adalah redaksi yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabat Beliau ketika mereka bertanya tentang cara bershalawat. Redaksi-redaksi tersebut (redaksi pertama dan keempat) dijadikan dalil sebagai cara bershalawat kepada Nabi yang paling utama, karena Beliau tidak akan memilihkan bagi mereka begitu pula bagi dirinya kecuali yang lebih utama dan mulia. 

Ini yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala. Menurut beliau, redaksi shalawat Ibrahimiyah yang paling afdal adalah redaksi yang pertama dan redaksi yang keempat. 

Redaksi yang pertama: 

[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ ؛ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ بَيْتِهِ ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ] 

/Allaahumma sholli 'alaa muhammad, wa 'alaa ahli baitihi, wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi, kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim, innaka hamiidun majiid. Wa baarik 'alaa muhammad, wa 'alaa aali baitihi, wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi, kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim, innaka hamiidun majiid./ 

(Artinya: Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad, kepada keluarga Beliau, kepada istri-istri Beliau, kepada keturunan-keturunan Beliau, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarganya Ibrahim. Sungguh Engkau adalah Dzat yang Maha Terpuji dan Maha Agung. Dan berkahilah Muhammad dan seluruh keluarganya, dan kepada seluruh istri-istri Beliau dan keturunan-keturunan Beliau, sebagaimana Engkau berikan keberkahan kepada keluarganya Ibrahim. Sungguh Engkau adalah Dzat yang Maha Terpuji dan Dzat yang Maha Agung., -ed) 

Redaksi yang keempat: 

[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ؛ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ؛ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، فِي الْعَالَمِينَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ] 

/Allaahumma sholli 'alaa muhammad, an-nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim. Wa baarik 'alaa muhammad, an-nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim. Fil 'aalamiina innaka hamiidun majiid./ 

(artinya: Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi, dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi, dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim. Atas sekalian alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia., -ed) 

Beliau merajihkan, mengatakan ini yang paling afdal. Namun ini permasalahan yang diperselisihkan juga oleh para ulama. Dan alasan beliau karena redaksi itulah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabatnya ketika mereka bertanya tentang redaksi shalawat. 
Wallahu Ta’ala A’lam. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  3


🌏 https://grupislamsunnah.com/ 


👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

Pembahasan tentang Faedah Bershalawat kepada Nabi ketika Bertasyahud Bag 04 


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Ikhwani wa akhawatifillah, rahimani wa rahimakumullah, 

Kita sudah sampai pada faedah-faedah yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang berkaitan dengan shalawat kepada Nabi kita Muhammad ﷺ. 

▫️ Faidah Kelima 

Dikatakan: Hendaklah diketahui bahwa menggabungkan redaksi-redaksi shalawat tersebut menjadi satu redaksi bukan merupakan perbuatan yang disyariatkan. Begitu juga jika melakukan hal yang sama terhadap redaksi tasyahud yang telah disebutkan di atas. Bahkan perbuatan ini dikategorikan sebagai perbuatan mengada-ada (bid’ah) dalam agama. Karena yang benar sesuai dengan sunah Rasulullah ﷺ adalah dengan terkadang membaca redaksi shalawat yang satu dan pada kesempatan yang lain membaca yang lainnya. 

Ini sudah pernah saya singgung juga, bahwa tidak boleh kita menggabung redaksi-redaksi tersebut. Sudah cukup pilih salah satu redaksi yang kita rasa mudah atau yang kita hafal, kemudian cukup baca itu saja. 

Kalau ingin redaksi yang lain silahkan hapalkan redaksi yang lain, kemudian baca redaksi yang lain itu. Jangan digabung. Jangan digabung-gabung; kita susun redaksi sendiri yang paling lengkap bagaimana. Kita misalnya kumpulkan redaksi, semua redaksi yang disebutkan oleh Syaikh Albani kita kumpulkan semuanya, kemudian kita gabungkan kalimat-kalimatnya sehingga menjadi yang paling sempurna. Ya seperti ini malah tidak disyariatkan, karena memang redaksinya berbeda-beda dan tujuannya sama. Maka yang disyariatkan adalah memilih salah satu redaksi yang kita inginkan untuk dibaca di salah satu shalat kita. 

▫️ Faidah Keenam 

Faidah yang keenam, faidah yang beliau ambil dari Syaikh Siddiq Hasan Khan. Setelah menuturkan banyak hadits tentang keutamaan bershalawat kepada Nabi ﷺ dan memperbanyaknya, di dalam kitabnya "Nuzulul Abror bil Ilmil Ma'tsur minal Ad'iyati wal Adzkar", Al Alamah Siddiq Hasan Khan berkata, "Tidak ada keraguan bahwa orang-orang yang paling banyak membaca shalawat kepada Nabi ﷺ adalah ahli hadits dan para perawi hadits yang suci."  

Ini, sucinya itu sifat haditsnya ya, bukan sifat para perawinya. Para perawi "hadits yang suci". Karena di antara tugas mereka di bidang ilmu yang mulia ini adalah menyertakan shalawat pada setiap disebutkannya hadits. Dan lisan mereka pasti senantiasa basah karena menyebut nama Rasulullah ﷺ. 

Intinya bahwa orang yang paling beruntung dengan bershalawat adalah para ahli hadits, para perawi. Karena mereka, setiap harinya mereka berkumpul dengan hadits-hadits Nabi Muhammad ﷺ. Mereka setiap harinya berkhidmat untuk hadits-hadits Rasulullah ﷺ. Tentunya mereka banyak mengulang-ulang hadits-hadits Nabi Muhammad ﷺ. 

Ketika mereka mengulang-ulang penyebutan nama Beliau, 
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ 
عن رسولِ اللهِ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ
tentunya mereka banyak bershalawat. Setiap penyebutan mereka bershalawat. Dan mereka sangat banyak sekali menyebut nama Rasulullah ﷺ. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa orang yang paling banyak bershalawat adalah para ahli hadits. Orang yang paling banyak bershalawat adalah mereka yang berkhidmat kepada hadits Rasulullah ﷺ. Sehingga merekalah orang yang paling pantas dengan syafaatnya Rasulullah ﷺ. 

Mereka juga orang yang paling pantas untuk dekat dengan Rasulullah ﷺ. Maksud beliau, maka jadilah seperti mereka. Jadilah orang-orang yang berkhidmat kepada hadits Nabi Muhammad ﷺ sehingga kita banyak bershalawat kepada Rasulullah ﷺ, dan kita menjadi orang-orang yang pantas untuk dekat dengan Rasulullah ﷺ.

Inilah faedah-faedah yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang berkaitan dengan shalawat kepada Nabi kita Muhammad ﷺ. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  4


Postingan populer dari blog ini

Al Fatihah 1

BIMBINGAN SINGKAT AMALAN HAJI

BEKAL ISLAM