PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN

🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى 

📚 *Menyambut Bulan Ramadhan 1443H*

Bagian - 1


══════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحمد لله

Segala puji bagi Allah.
Wasshalatu wassalamu 'ala rasulillahi, shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk Baginda Nabi kita, utusan Allah, Muhammad ﷺ, untuk keluarga Beliau, untuk para sahabat Beliau dan orang-orang yang mencintai Beliau. Amma ba'du.

Ikhwaty fillah, 
Berbincang tentang persiapan Ramadhan, benarkah kita merindukan Ramadhan? Benarkah kita memang menginginkan datangnya?

Ahibbaty fillah, 
Semuanya kembali kepada niat. Bicara Ramadhan, ini bukan yang pertama untuk sebagian; bahkan mungkin jadi Ramadhan yang ke-30 kali, ini Ramadhan yang ke-35 kalinya, bahkan mungkin dia lupa kapan pertama kali dia puasa. Tapi sebagian orang kalau dia mungkin mengadakan penelitian terhadap dirinya sendiri, objek yang diteliti adalah diri dia, tentang 30 tahun berpuasa, apa jadinya? 

Kita tahu kalau ada orang sekolah, tahun pertama nanti ada semester kedua, dia naik ke tahun kedua, tahun ketiga, tahun keempat, sampai dia lulus SMA, tambah lagi.. 

Kalau kita bicara tentang diri kita yang sudah puluhan tahun Ramadhan, mungkin kita bisa melihat hasil yang kita dapat. Ada yang ga ada hasilnya, karena ibadah kita hanya rutinitas saja.

Ahibbaty fillah, mengingatkan kembali kepada tujuan diciptakannya manusia yang insyaaAllah ketika orang tahu dengan tujuan dia, paling tidak dia nggak salah arah. 

Allah Azza wa Jalla berfirman di surat Adz-Dzaariyat ayat 55 sampai 58. Apa kata Allah Azza Wa Jalla?

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
  { وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ • وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ • مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ • إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ }

"Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh."

Ahibbaty fillah, 
Kebanyakan kita itu tujuannya adalah dunia, harta, jabatan, kekuasaan. Sedangkan Allah menciptakan kita untuk mengabdi kepada-Nya. Maka manusia harus sering diingatkan agar tidak lupa dengan tujuan yang sangat mulia. Allah itu pemilik alam semesta ini dan Allah telah menyediakan bagi orang-orang yang bertakwa kenikmatan yang ga terbayang dan tidak tergambarkan oleh manusia.

Manusia gembira tatkala dia menjadi bupati, menjadi gubernur, menjadi presiden, yang masa kekuasaannya hanya 5 x 2 tahun. Tapi itu selesai, lalu dia menjadi tua, renta, mati. Sedangkan Allah menawarkan keridhaan-Nya, surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Kalau untuk mencapai menjadi presiden, (kalau kita bicara orang jadi presiden) itu persiapannya matang banget, bahkan berhari-hari, sekarang nih rame di Indonesia bicara tentang presiden tahun berapa? 24 ya..? Sudah mulai mereka bicara untuk sebuah target yang sebenarnya target yaah... yang akan hilang, pergi, lalu orangnya akan menjadi orang biasa, menjadi bangkai, ditinggal oleh manusia. Itu sudah dibicarakan lama, bertahun-tahun sebelumnya. 

Bagaimana dengan Ramadhan yang ada di depan kita, yang merupakan pintu untuk menjadi orang yang bertakwa yang berhak masuk surga? Allah berikan kesempatan bagi mereka untuk masuk surga Allah ﷻ.

Apa yang sudah kita siapkan? Ga ada. Mungkin sirup, mungkin makanan-makanan ringan, ya keperluan untuk urusan berbuka dan sahur. Karena memang ternyata masalahnya kita punya ambisi terlalu rendah, kita punya ambisi terlalu hina. 

Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta'ala mengatakan:

الْمَطْلَبُ الْأَعْلَى
 
Target yang luhur, yang agung, itu untuk mendapatkannya tergantung dengan dua hal. Yang pertama: ambisi yang besar dan niat yang benar. Ambisi dan niat.

فَمَنْ فَقَدَ هُمَا

Yang tidak punya ambisi yang besar, yang mulia, dan tidak punya niat yang benar, maka dia ga akan nyampe kepada target. Disebutkan "niah", niat itu niat yang benar, membuat jalan kita benar, menyatukan niat kita. Kemudian ambisi menyatukan, kita cuma mau satu itu, tentunya.

Tadi kita sudah membaca firman Allah di surat Adz-Dzaariyat bahwa Allah menciptakan kita adalah untuk mengabdi kepada-Nya saja. Tatkala ambisinya, tujuannya itu satu dan jalan yang ditempuh itu benar, nyampe dia.

Ahibbatyfillah, kita itu kalau udah bicara ambisi dan niat kita, maka kedua hal itu sulit diraih kecuali dengan meninggalkan 3 perkara. 

1) Perkara yang pertama adalah meninggalkan tradisi-tradisi, kebiasaan-kebiasaan, kesibukan-kesibukan yang dibuat oleh manusia. 
Dimana kita tahu manusia ini, yang mereka bikin program-program dalam kehidupan, acara-acara dalam kehidupan. Tempat hiburan, tempat liburan, acara, bikin acara _car free day_, acara konser, acara macam-macam yang dibuat oleh manusia, tinggalkan! Satukan niat, satukan jalan. Kalau enggak, kita akan sibuk.

2) Kemudian yang kedua, meninggalkan _Al 'awaa-iq_ ( الْعَوَائِقُ ), yaitu penghalang-penghalang eksternal yang membuat kita akhirnya bercabang. 
Maka biasanya orang kalau pekerjaannya bercabang, dia jadi bos di satu lembaga, tapi bercabang pikiran dia, punya kerjaan ini dan itu, ga selesai tugas dia, ga sempurna. Berbeda dengan orang yang fokus di satu pekerjaan, sehingga dia dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. Makanya kenapa ada istilah "nggak boleh pegang jabatan 2" umpamanya, ya udah kalau itu, itu aja. Tujuannya agar dia fokus mengejar target.

3) Yang ketiga memutuskan ketergantungan hati kita dengan perkara-perkara yang melalaikan. Ya..dengan cara meninggalkan hal-hal yang tidak diperlukan dalam kehidupan. Contohnya kalau bicara makan...ooo kita perlu makan, makan perlu, tapi enggak perlu engkau makan harus menempuh jalan 50 km. 

Ada kebiasaan orang kuliner. Wisata kuliner, berangkat ke satu tempat hanya untuk makan. Bayangin, perjalananmu ke tempat itu jauh sekali, hanya untuk makan yang beberapa menit selesai, jadi kotoran nantinya, seenak apapun yang engkau makan. Kalau bicara boleh, boleh-boleh aja, tapi kan kita ini sedang menuju ke Allah Azza wa Jalla, kita sedang mau meninggalkan dunia ini. Semua yang kita kumpulkan, semua yang kita timbun, semua yang kita sukai, bakal kita tinggalkan. Kita akan berpisah dengan mereka semuanya. 

Maka kita perlu tadi memiliki ambisi yang luhur, niat yang benar, supaya nggak salah jalan dengan niat yang benar tersebut. Dan ada 3 penghalang yang harus kita putuskan.

Untuk menjadi seorang tentara, jamaah, kadang kala dia itu harus diputuskan dari dunia luar. Sekolah.. fokus di sana sudah, enggak ke mana-mana pikirannya. Kadangkala handphonenya diambil, udah fokus di sini, dikasih kegiatan-kegiatan yang berguna. Inilah yang harus kita lakukan menghadapi Ramadhan. 

Hadza Wallahu A'lam bish shawab.

▫️

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberikan taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى 

📚 *Menyambut Bulan Ramadhan 1443H*

Bagian - 2



══════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ
Segala puji bagi Allah.
Wasshalatu wassalamu 'ala rasulillahi. Shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk Baginda Nabi kita, utusan Allah, Muhammad ﷺ, untuk keluarga Beliau, untuk para sahabat Beliau dan orang-orang yang mencintai Beliau. Amma ba'du.

Ikhwaty fillah, 
Berbincang tentang Persiapan Ramadhan. 

Allah Azza wa Jalla tau manusia ini lemah. Semangatnya naik turun, imannya juga naik turun. Sehingga ada musim-musim kebaikan yang di situ Allah melipatgandakan pahala, memberikan bonus-bonus, memberikan doorprize, memberikan banyak keistimewaan. Salah satunya ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Fokus ini! Kalau kita mau cari itu, yang lainnya tinggalin. Karena ini lebih utama, gitu. Orang kadang kala dikasih pilihan: "Engkau mau kerja ini apa kerja itu?" 
"Enggak, aku mau dua-duanya." 
Kayaknya berat kalau engkau dua-duanya. Enggak ada yang selesai nantinya, bercabang pikiranmu dan tenagamu juga ga banyak. Engkau masih punya keluarga, punya anak, kau punya orang tua.

Sehingga yaa yang dilakukan Nabi ﷺ untuk meraih Lailatul Qadr itu i'tikaf -akhirnya. Untuk memutuskan hubungan semua: memutuskan acara-acara bersama manusia, memutuskan kegiatan-kegiatanmu itu, kegiatan sosial pun ditinggalkan, apalagi sekedar bermain-main. 

Maka orang kalau mau cari Lailatul Qadr, tinggalkan main bola, tinggalkan nonton televisi, tinggalkan semuanya! Fokus, engkau mau cari apa?! Itu kalau punya target. Tapi kalau enggak ada targetnya.. Targetnya apa? Mudik. Targetnya apa? Nanti lebaran pakai baju baru. Kalau targetnya "Ramadhan aku diampuni dosa-dosaku", maka perlu adanya perjuangan; memutuskan segala hal yang membuat tadi niat kita terganggu/target kita enggak tercapai.

Ikhwaty fillah,
Rasulullah ﷺ tatkala datang bulan Ramadhan, Beliau memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya, mengatakan:

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺷَﻬْﺮٌ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، 

Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan. 

ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، 

Bulan yang penuh dengan berkah, bulan yang penuh dengan kebaikan.

Jadi Ramadhan itu Syahrun Mubarok. Ada 12 bulan, yang penuh dengan berkah: Ramadhan.

كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ

Yang Allah wajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya.

Ini bicara keutamaan Ramadhan, berkahnya Ramadhan. Rukun Islam itu yang ke-4 berpuasa, adanya di bulan Ramadhan. Di bulan itu dibuka pintu-pintu surga. Dibuka! Ini keutamaan lainnya: ditutup pintu-pintu neraka. Nabi kasih kabar gembira kepada para sahabat, supaya termotivasi mereka.

 ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، 

Syaitan-syaitan dibelenggu.

ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ

Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 

ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

Barang siapa yang dihalangi dari malam Lailatul Qadr ini, maka dia terhalangi dari kebaikan yang banyak.

Oleh karena itu kenapa orang-orang yang berambisi besar untuk meraih keridhaan Allah itu, doanya:

 [ اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ ]
/Allahumma ballighnaa ramadhan/

Bahkan ini, kalau bicara doa:

[ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ ]
/Allahumma baariklanaa fii rajab wa sya'ban wa ballighnaa ramadhan/

"Allah.. berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan."

Itu menjadi permohonan hamba.

Ahibbaty fillah,
Jadi bulan Ramadhan ini bulan yang dipilih oleh Allah Azza wa Jalla untuk turunnya kitab-kitab Allah kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Jadi ini bulan terjadinya interaksi antara langit dan bumi -seakan akan- dimana Allah turunkan malaikat Jibril untuk membawa wahyu kepada para nabi, menurunkan firman-Nya, menurunkan surat-Nya, kepada hamba-hamba pilihan Allah di bulan yang terpilih, yaitu bulan Ramadhan.

 وَاثِلَةَ بْنُ الْأَسْقَعِ 

Meriwayatkan dari Rasul ﷺ, bahwa Nabi mengatakan:

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانِ

Disebutkan bahwasanya suhuf Ibrahim, lembaran-lembaran Nabi Ibrahim itu diturunkan di awal malam Ramadhan.

وَأُنْزِلَتْ تَوْرَاةِ لِسِتٍّ مَا بَيْنَ مِنْ رَمَضَانِ

Sedangkan Taurat diturunkan hari ke-6 pada bulan Ramadhan. Sedangkan Injil diturunkan hari ke-13 dari Ramadhan. Dan Zabur dikatakan hari ke-18 dari Ramadhan, dan Qur'an disebutkan di hari ke-24 dari bulan Ramadhan.

Ahibbaty fillah, 
Ini sebuah keutamaan yang agung tatkala Allah memilihkan bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'anul Karim. 

Allah berfirman di surat Al-Baqarah ayat 185. Apa kata Allah Azza wa Jalla?

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

{ شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ }

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Barakallahu fiik.

Itu bulan Ramadhan. Jadi hadits tadi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad tentang diturunkannya kitab-kitab kepada para Nabi di bulan Ramadhan, menunjukkan bahwasanya Allah memilih Ramadhan ini sejak penciptaan langit dan bumi. Bagaimana Allah ﷻ menurunkan suhuf Ibrahim, menurunkan Taurat, menurunkan Injil, menurunkan Zabur, dan menurunkan Al-Qur'anul Karim di bulan Ramadhan [ ﺷَﻬْﺮٌ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ].

Dan sebentar lagi kita akan masuk ke bulan itu. Bagaimana persiapan kita?

▫️

Hadza Wallahu A'lam bish shawab.

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى 

📚 *Menyambut Bulan Ramadhan 1443H*

Bagian - 3



══════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ   

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha agung dengan keangungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

▫️

Berbincang tentang Persiapan Ramadhan.

Ibadah puasa merupakan rukun Islam yang disyariatkan (atas) setiap muslim untuk berpuasa di bulan Ramadhan, bagi yang gak musafir, bagi yang gak sakit. 

Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ mengatakan:

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

Allah ﷻ berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ 

"Semua amalan anak Adam itu untuk dia"
 
Hitungannya udah buat dia. Udah ketahuan tuh bagaimana penghitungannya.

إِلا الصِّيَامَ 

"kecuali puasa"
Kata Allah, "Itu milik-Ku"

وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Aku yang kasih pahala." Allah sendiri. 

Jadi kita tahu malaikat-malaikat mencatat amalan itu, pahalanya sudah disesuaikan. Kalau mungkin bisa dicontohkan ya, ada yang udah ketahuan: Orang bekerja gajinya udah ketahuan; engkau melakukan.. Oo.. umpamanya dikatakan proyek itu nilainya sekian, udah ketauan. Tapi puasa yang tau nilainya cuma Allah Azza wa Jalla. Allah yang akan memberikan pahala. 

Subhanallah.
Disebutkan dari Sufyan bin Uyainah ketika menafsirkan atau mensyarah hadits Qudsi tadi, berkaitan dengan puasa itu milik Allah Azza wa Jalla, disebutkan bahwasanya dia berkata:

فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُحَاسِبُ اللهَ عَبْدَهُ وَيُعَدِّ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْمَظَالِمِ مِنْ سَائِرِ الْعَمَلِ

Ketika pada hari kiamat nanti Allah Azza wa Jalla akan menghisab hamba-Nya dan membayarkan kezaliman-kezaliman yang dia lakukan dengan amalannya. 

Kan kita tahu bahwasanya tatkala kita menyakiti saudara kita dan dia tidak memaafkan, kelak pada hari kiamat dia akan menuntut dan tuntutan itu akan dibayar bukan dengan uang. Nggak ada uang. Dengan apa? Dengan amal saleh. Maka di sinilah Allah akan bayarin; diberikan.. ada satu nuntut umpamanya, "Nii Fulan pernah mencaci maki ana ya Allah.." oow.. diambilkan pahalanya dari Fulan ini. Nanti datang lagi.. "Ini Fulan pernah ngambil harta ana", nanti.. "Fulan ini pernah ghibahin ana", macam-macam soalnya. 

Disebutkan oleh Sufyan:

حَتَّى لَا يَبْقَى إِلَّا الصَّوْمِ

"Sampai amalannya habis, tinggal puasa."

Udah, tinggal puasa amalannya. Jadi pahala hajinya udah habis, pahala shalatnya udah habis, pahala shodaqohnya, zakatnya, dzikirnya, habis sudah. Tinggal puasa.

فَيَتَحَمَّلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَا بَقِيَ عَلَيْهِ مِنَ الْمَظَالِمِ

Kemudian saat itu Allah melunasi tanggungan orang itu, tanpa mengambil dari ibadah puasa. 
Lalu puasa ini,

وَيُدْخِلُهُ بِالصَّوْمِ الْجَنَّةُ

dengan ibadah puasanya ini, Allah memasukkan dia ke surga. 

Gimana kalau orang ini gak punya puasa? Atau puasa tapi gak ada pahalanya. Kenapa? Karena ada orang-orang yang berpuasa, gak ikhlas.

Hafidz Ibnu Hajar rahimahullahu Ta'ala, beliau menukil bahwasanya puasa itu ada 4 macam.

1) Yang pertama disebutkan [ *صِيَامُ الْعَوَامِ* ] - puasanya orang awam. 

Gimana puasanya orang awam itu? Ya dia puasa, dia tidak makan, dia tidak minum, dia tidak menghubungi istrinya. Puasa. Dan itu kan puasa memang, menahan diri dari makan dan minum dan syahwat, dari terbitnya fajar sampai matahari terbenam. 

2) Ada [ *صِيَامُ الْخَوَاصِ الْعَوَامُ* ] - puasanya orang awam yang khusus. 

Orang awam tapi khusus ini, ada kelebihan puasa dia. Apa kelebihannya? Disebutkan,

وَهُوَ هَذَا مَعَ الْإِجْتِنَابِ الْمُحَرَّمَاتْ

Dia bersama tadi, yang tiga tadi: menahan diri dari makan, minum dan syahwat, plus meninggalkan yang haram dari ucapan dan perbuatan. Ini orang awam tapi udah lebih khusus. 

3) Kemudian ada disebutkan [ *صِيَامُ الْخَوَاصِ* ] - puasanya orang-orang khusus. 

Gimana puasanya? Disebutkan, 

وَهُوَ الصَّوْمِ عَنْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ وَالْعِبَادَةُ

Puasanya itu pokoknya dia meninggalkan segala sesuatu selain mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. 

Jadi sampai perkara-perkara yang mubah. Kalau tadi kan yang kedua itu meninggalkan yang haram. Ini sampai yang mubah pun dia tinggalin. Yang makruh.. apalagi yang makruh ya.. Yang mubah pun dia tinggalkan. Ini puasanya orang khusus. Kenapa? Dia sedang puasa, dia perlu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.

4) Kemudian dikatakan ada [ *صِيَامُ الْخَوَاصِ الْخَوَاصُ* ] - puasanya orang khusus yang khusus.

Disebutkan,

وَهُوَ الصَّوْمُ عَنْ غَيْرِ اللهِ

Itu dia menahan diri dari selain Allah Azza wa Jalla. 

Yang ini, puasa ini sebenarnya tidak ada berbukanya sampai hari kiamat, dimana orang itu senantiasa mengingat Allah Azza wa Jalla. Hidupnya untuk Allah, gerak-geriknya, tidurnya pun untuk Allah, makan pun untuk Allah.

Kalau kita melihat ada orang minum obat kuat, tujuannya apa? Ya, mungkin dia ingin memuaskan istrinya. Tapi ada orang-orang yang makan/mengkonsumsi dalam rangka bagaimana supaya ana bisa, ingin bangun malam itu, mata ana nggak bisa. Rasul ﷺ itu satu rakaat lima juz. Satu rakaat! Ana kayaknya mau minum jamu nanti malam, umpamanya, atau bikin kopi, yang buat dia supaya semangat shalatnya, umpamanya. 

Tapi disebutkan,

هَذَا مَقَامُ الْعَالِيْ

Ini maqam yang tinggi sekali. 
Yang ada adalah "Aku beramal, aku berbuat semuanya buat Allah."

Ahibbaty fillah,
Ibnul Jauzi rahimahullahu Ta'ala, ini kita ingat tadi, tatkala Allah mengatakan puasa itu milik Allah dalam hadits Qudsi. Puasa yang seperti apa jamaah? Karena ada orang puasa yang ikut-ikutan aja. Kalau dikatakan, kenapa engkau puasa? Ya gimana Ustadz, nggak enak Ustadz.. Satu rumah puasa semuanya, malu ana kalau nggak puasa. Dia puasa, apakah akan mendapatkan keistimewaan puasa tadi kalau ternyata ibadah dia bukan buat Lillahi Ta'ala?

Ibnul Jauzi mengatakan:

الصَّوْمُ ثَلَاثَةٌ

Puasa itu tiga. 

1)  
*صَوْمُ الرُّوْحِ*

Yang pertama puasanya ruh.
Ternyata ruh ini juga puasa. Bagaimana puasanya ruh ini?

وَهُوَ قِصَارُ الْأَمَلِ

Yaitu memendekkan angan.

Kita tahu manusia itu angan-angannya kata Nabi ﷺ itu melewati ajalnya. Jadi umurnya mungkin ditetapkan 50 tahun, tapi angan-angannya 100 tahun. Kepengen punya ini, kepengen bikin itu. Bagaimana angan-angannya dipendekin. Pendekin gimana? Ya.. wallahu a'lam, besok mungkin ana mati, ana nggak tau. Sehingga hari itu dia benar-benar semangat beramal. 

Orang kalau tau umpamanya, "Besok kemungkinan kau udah meninggal dunia."
Ana masih ingat ceritanya ada orang yang dari Australia itu.. Ali Banat. Bagaimana dia tatkala dia divonis oleh dokter: Umurmu nggak panjang lagi. Apa yang akan terjadi? Dia punya uang banyak. Dikatakan umurnya nggak panjang lagi, maka dia katakan, "Aku bawa pulang uang ini, aku bawa ke kuburan, aku bawa ke Padang Mahsyar." Mulai dia shodaqoh, karena angan-angannya udah pendek. Tapi kalau angan-angannya panjang, ooo.. uangnya masih bisa buat ini, buat itu, macam-macam. 

Maka kata Ibnul Jauzi, puasa yang pertama adalah *صَوْمُ الرُّوْحِ*, yaitu memendekkan angan-angan kita.

2) 
*وَصَوْمُ الْعَقْلِ*

Puasanya akal kita. 
Logika juga puasa. Apa puasanya akal itu?

وَهُوَ مُخَالَفَةُ الْهَوَى

Menyelisihi nafsunya. 
Akalmu engkau pakai, selisihi nafsumu. Karena kalau akal mengikuti nafsu, ya.. ke neraka tempatnya. Maka hendaklah kita berusaha untuk berpuasa akal kita dengan menyelisihi nafsu kita.

3)
*وَصَوْمُ الْجَوَارِحِ*

Puasa raga kita. 
Yaitu puasa menahan diri dari makan, minum, dan menghubungi istri.

Ahibbaty fillah,
Udah paham nih? Masih banyak keutamaan tentang Ramadhan itu. 

▫️

Hadza wallahu a'lam bish shawab.

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════  3


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى 

📚 *Menyambut Bulan Ramadhan 1443H*

Bagian - 4



══════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ   

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha agung dengan keangungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

▫️

Berbincang tentang Persiapan Ramadhan.

Kalau bicara persiapan, kita tanya sama diri kita. Orang kalau dikatakan:
"InsyaaAllah besok kita berangkat ke Jakarta ya.."
"Besok..? Jam berapa?" 
"Jam 5"
"Thayyib.."

Perbedaan yang niat berangkat dengan yang tidak niat apa? Yang ga niat berangkat, ya udah.. ga ada packing pakaian; ga ada bawa bekal; ga ada.. mungkin dia kalau mau pakai tol harus diisi kartu tolnya; ga ada pikiran dia mau memperbaiki roda mobilnya, mau isi angin. Itu _nafi_ .

Kalau dikatakan:
"Engkau besok mau ke Jakarta?" 
"Iya, mau ke Jakarta..."
"Benar..??" 
"Benar..!" 
"Tapi kok ga siap-siap..??"

Maka orang yang benar ingin ke Jakarta, ketahuan. Malam itu dia sudah packing pakaian, udah tarok nih; bekal makanan nih, dia ambil juga; mobil dia sempatkan (isi) full tank, sambil dicek anginnya; pagi berangkat.

Antum dengan Ramadhan gimana? Tanyakan, kita apa persiapan kita. 

Allah Azza wa Jalla berfirman di surat At-Taubah ayat 46 tentang kalau orang niatnya benar, pasti dia siap-siap. 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
{ وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا۟ لَهُۥ عُدَّةً وَلَٰكِن كَرِهَ ٱللَّهُ ٱنۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ ٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْقَٰعِدِينَ }

"Dan seandainya mereka mau berangkat tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."

Barakallahu fiikum. 
Ini berkaitan dengan orang-orang munafiqin yang ngomong doang, "Jihad-jihad fisabilillah", mau berangkat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Maka Allah katakan:

{ وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ }

"Kalau benar mereka mau ikut, mereka siapkan diri."

Terbukti kalau mereka ga mau. Kenapa? Ga ada persiapan.

Makanya kalau kita ingin di Ramadhan ini dibebaskan dari api neraka, benar kita ingin dibebaskan dari api neraka; kita ingin diampuni dosa-dosa kita; kita ingin dapat Lailatul Qadr; kita ingin mengkhatamkan Qur'an; kita ingin i'tikaf; kita ingin.. ingin.. Kalau benar, tunjukkan apa persiapannya.

Orang kalau ingin sahur, siap-siap dia. Ketahuan. 
"Benar engkau mau sahur?" 
"Benar" 
"Apa?"
"Alhamdulillah Ustadz, ana sudah pasang alarm; kemudian ana kemarin udah beli nasi bungkus; kemudian ana juga udah beli susu."
Ini tanda dia memang benar mau sahur. Biasanya orang kayak gini, bangun (sahur). 

Tapi kalau dikatakan, "Besok engkau puasa?"
"InsyaaAllah puasa"
"Sahur..?" 
"Sahur insyaaAllah.." 
"Benar..??" 
"Benar.." 
Tapi ga ada persiapan. Alarm ga dia pasang, walau makanan dia beli, menunjukkan dia memang ga serius.

Umat Islam di Indonesia yang jumlahnya 220 juta, anggap mungkin setengahnya yang dewasa, yang wajib puasa. Kira-kira apa persiapan mereka untuk menghadapi bulan Ramadhan?

Atau kita ga usah ngomongin orang, kita ngomongin diri kita sendiri. Antum persiapan Ramadhan ini sejak kapan? Sejak bulan Rajab persiapannya?

Kalau kita contohkan, orang kalau mau jadi presiden 2024, tahun ini sudah persiapan. Itu mereka udah siap-siap. Kenapa untuk jadi penghuni surga, kita ga siap-siap..?!
 
Orang jadi presiden berapa tahun? 2 kali 5 tahun, 10 tahun dia menikmatinya. Sedangkan Lailatul Qadr ini bernilai 83 tahun lebih. Satu malam lebih baik dari 1000 bulan. Kita ga ada persiapan sama sekali. Maka buktinya 10 hari terakhir kita melihat kondisi umat Islam kayak udah gak ada Ramadhan. Gak ada. Mesjid udah mulai sepi, yang ramai pasar. 

Kembali nih, kita tahu ternyata mereka persiapan buat apa? Idul Fitri. 
Benar mereka mau Idul Fitri? Yakin, Ustadz. 
Kenapa? Mereka beli baju baru; mereka siap kuenya; dipersiapkan semuanya.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

حَذَارٍ، حَذَارٍ مِنْ أَمْرَيْنِ

"Hati-hati engkau, berhati-hatilah! Waspada dari 2 perkara"

Yang pertama, 

وَأَنْ يَأْتِيَ وَاجِبُ الْوَقْتِ، وَأَنْتَ غَيْرُ مُسْتَعِدٍّ لَهُ وَمُتَهَيِّئٍ لِفِعْلِهِ

Yang pertama, jangan sampai datang kewajiban di waktu itu, sedangkan engkau belum siap, belum mempersiapkan diri untuknya dan belum siap-siap untuk mengamalkan. 
Kenapa?

فَتُعَاقَبُ بِالتَّثْبِيْطِ عَنْ فِعْلِهِ، وَالتَّخْذِيْلِ عَنْ تَحْصِيْلِهِ

Akhirnya engkau terhalangi untuk dapat mengamalkan amalan itu. Niat ada, tapi kesiapan ga ada. Engkau tidak mempersiapkan diri, sehingga pas waktunya, engkau ga bisa.
Ini yang berbahaya. 

Ahibbaty fillah,
Orang itu kalau siap-siap mau khatam Qur’an di bulan Ramadhan, 
"Aku kepingin khatam Qur'an.." 
Ya siapin sekarang ini, jangan nunggu.
"Nanti aku mau ngaji"
Mulai kapan? 
Mulai malam pertama Ramadhan. 
Loh.. hari ini ngapain? 
Ga ngapa-ngapain. 
Berarti engkau ga siap-siap.

Awal malam Ramadhan mungkin engkau bisa mengkhatamkan 1 Juz. Hari kedua, juz ke-2. Hari ketiga, juz ke-3. Hari keempat, mulai tuh berkurang, ga sampai 1 juz. Kelima masih punya utang yang hari keempat. Hari keenam punya hutang 2 hari. Sampai selesai Ramadhan, engkau baru selesai 10 Juz. Kenapa? Karena engkau ga siap-siap.

Allah Azza wa Jalla berfirman di surat At-Taubah ayat 83: 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
 { فَإِن رَّجَعَكَ ٱللَّهُ إِلَىٰ طَآئِفَةٍ مِّنْهُمْ فَٱسْتَـْٔذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُل لَّن تَخْرُجُوا۟ مَعِىَ أَبَدًا وَلَن تُقَٰتِلُوا۟ مَعِىَ عَدُوًّا ۖ إِنَّكُمْ رَضِيتُم بِٱلْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْخَٰلِفِينَ }

"Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang) maka katakanlah, ‘Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang)'."

Ini hukuman. Ketika datang kewajiban mereka ga langsung mengamalkan. Ga ada kesiapan buat mereka. Ini orang-orang munafikin, pas Nabi pulang dari perang mereka datang, "Kami akan berjuang dengan engkau."
Hukuman buat mereka apa?

{ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوْا مَعِيَ أَبَدًا }

Ga, dosa ini hukuman buat kamu. Kalian tidak akan pernah keluar sama aku untuk berjihad, kalian tidak akan pernah lagi memerangi musuh bersamaku selama-lamanya.
Kenapa? 
Kemarin datang kewajiban kalian ga ikut, ga siap-siap kalian, jadi akhirnya pura-pura. Itu hukuman pertama.

Hal kedua yang perlu dihindari tatkala datang perintah: Jangan sampai kita menyelisihi perintah itu karena ga sesuai dengan hawa nafsu kita. Berapa banyak orang yang meninggalkan perintah Allah dengan alasan ga relevan, ga cocok zamannya, ga logis. 

Orang yang seperti ini ketika menolak perintah Allah Azza wa Jalla, lalu menganggapnya sesuatu yang ga masuk akal karena tidak sesuai dengan nafsu dia, bukan ga masuk akal dia, jamaah. Karena kita tahu semua agama ini, perintah Allah Azza wa Jalla itu, sesuai dengan fitrah manusia, sesuai dengan logika manusia, tapi ga sesuai dengan nafsu.

Orang yang seperti ini akan mendapatkan hukuman nanti. Hatinya dibalik sudah, sulit untuk menerima nasehat, bahkan kadang kala dicap menjadi orang-orang kafir. Naudzubillahi mindzalik.

Ahibbaty fillah,
Jadi kalau bicara persiapan Ramadhan, maka yang pertama memperbaiki taubat. Taubat. 
Kenapa? Karena di bulan Ramadhan ini syaitan itu dibelenggu, pintu neraka ditutup (bukannya dibuka), kemudian akan ada yang menyeru mengatakan:

( يَا بَغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ )

"Wahai orang yang ingin kebaikan, kemarilah, saatnya berlomba-lomba."

 ( وَيَا بَغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ )

"Yang ingin berbuat jahat, berhenti! Cukup sudah engkau."

Jadi kalau ada orang yang nyeleneh, jamaah; ada orang mungkin yang suka bergurau, dikatakan dia suka bergurau. Tapi ada momentum ga boleh gurau sekarang. Serius sekarang. Sebentar, iya, satu bulan. Maka hendaklah kita bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. 

Kenapa kita bicara taubat? Ada sebagian orang yang terus berbuat dosa, berzina. Naudzubillah. Melakukan riba. Riba, dosa-dosa besar. Dia berpikir dengan Ramadhan kan katanya dari satu Ramadhan ke Ramadhan selanjutnya penghapusan dosa. Iya betul, hanya saja Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menjelaskan:

❲ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ ❳

"Kalau dosa-dosa besar ditinggalin."

Maka agar Ramadhan ini fungsinya menghapuskan dosa itu jalan, maka dosa besar tinggalin. Meninggalkannya dengan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. 

Allah berfirman:

{ وَتُوْبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }

"Bertaubatlah kalian semuanya, tanpa terkecuali."
(QS. An Nur: 31)

Sampai orang yang berilmu pun disuruh taubat; orang saleh pun bertaubat, kalau kalian ingin sukses. Jadi "bab taubat" ini, jamaah. Jangan berpikir, "Ohh, kayaknya ana ga ustadz. Ana alhamdulillah jauh dari dosa Ustadz. Aman insyaaAllah. Ana udah hijrah kok. Semua dosa udah ana tinggalin."

Emangnya udah berhenti engkau berbuat dosa? Bayangkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wassalam, Beliau mengatakan kepada para sahabat: 

❲ أَيُّهَا النَّاسَ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، فَإِنِّيْ أَتُوْبُ اللهِ فِي الْيَوْمِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ❳

"Wahai orang-orang, para sahabat, kalian bertaubatlah kepada Allah, minta ampun sama Allah. Aku itu dalam sehari taubat 70 kali."

Jadi banyak sekali. Kadang kala sekali duduk 100 kali Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan:

[ رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ ]

/Rabbighfirlii watub 'alaiyya innaka antat-tawwaabur-rahiim/

Kita bagaimana? Berapa kali kita bertaubat dalam sehari? 
Kemarin, tanyakan, ana kemarin itu taubat dan istighfar sama Allah berapa kali? 
Jangan hitung yang setelah shalat. Kenapa? Karena itu jadi rutinitas.

السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ الله، السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ الله، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ.

Kadang kala "astagfirullah" kita itu ga nyampe ke hati. Sedangkan kita tahu, doa, permohonan kepada Allah, ga bakalan diterima apabila sumbernya lalai, hatinya lalai.

Ahibbaty fillah,
Maka sebelum masuk bulan Ramadhan, perbaharui taubat, perindah taubat kita.

▫️

Hadza wallahu a'lam bish shawab.

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════  4


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى 

📚 *Menyambut Bulan Ramadhan 1443H*

Bagian - 5 



══════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ   

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha agung dengan keangungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

▫️

Berbincang tentang Persiapan Ramadhan.

Sebelum masuk bulan Ramadhan, perbaharui taubat, perindah taubat kita, serius taubatnya, sungguh-sungguh taubatnya, agar benar-benar kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla. 

Ini di antara perkara yang mungkin perlu kita lihat. 

Taubat dari apa aja ya? Taubat dari.. ya.. membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna. 24jam x 330hari. 

Kita bicarakan Ramadhan 30 hari. Hitung tuh.. tahun ini, masyaaAllah kalau disuruh hisab tahun ini, jamaah. Kira-kira waktu yang kita buang itu, yang tidak berguna, bahkan kadang kala mengantarkan kepada dosa, apalagi di masa sekarang, jamaah. 

Kita lihat waktu malam hari. Selama ini kayaknya buat tidur doang, gitu. Udah tidur doang ga istighfar, jamaah. Ada orang yang tidur doang malam hari, masyaaAllah yang kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah membenci itu, orang-orang yang sombong yang kalau di malam hari, Beliau mengatakan: 

 ❲ جِيْفَةٌ بِالَّيْلِ وَحِمَرٌ بِالنَّهَارِ ❳

Ada orang-orang kalau di malam hari itu seperti bangkai. 
"Bangkai di malam hari, siangnya seperti keledai."

Apa? Siangnya kerja, semangat cari duit, malam hari kayak bangkai.

 ❲ عَالِمٌ بِأُمُوْرِ الدُّنْيَا، جَاهِلٌ بِالْآخِرَةِ ❳

Urusan dunia: cerdas dia, pintar orangnya; akhirat: bodoh. 

Maka coba kita lihat, malam hari kita -waktu bicara waktu ya- kan waktu itu ada misalnya _prime time_, waktu yang sangat mahal. Malam hari waktunya sangat mahal, kita habiskan buat apa? 
Ustadz.. kan shalat malam kan ga wajib Ustadz? Iya betul. Coba engkau lihat orang yang shalat malam. Allah ketika menyebutkan penghuni surga itu, Allah mengatakan:

{ كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ }

"Mereka di malam hari sedikit tidurnya."
(QS. Adz-Dzariyaat: 17)

Ngapain? Shalat, baca Qur'an, doa, ibadah.

{ وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ }

"Di akhir malam mereka istighfar."
(QS. Adz-Dzariyaat: 18)

Bayangkan! Full ibadah masih minta ampun sama Allah. Gimana yang tidur doang? Udah ga ibadah, ga ada istighfarnya! Apalagi di masa sekarang ya, dengan adanya televisi.. ya Allah.. Dengan adanya handphone. Gimana kira-kira kalau ada acara dunia ini _one day without internet_, dunia satu hari tanpa internet. Tenang ga hidupnya orang? Mereka bisa ngobrol sama keluarganya. Orang tuh kalau ga ada internet, ya.. ya sudah.. cari kesibukan, ga ada televisi, ga ada. Kenapa kita perlu melatih diri kita? Nanti ketika engkau masuk ke liang lahat, ga ada lagi itu internet.. Selama-lamanya. 

Kita punya waktu nih yang terbatas, maka bertaubatlah dari malam-malam yang kita habiskan untuk perkara-perkara yang mungkin kurang berguna, apalagi kalau ternyata untuk berbuat dosa.

Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam itu ga suka tidur sebelum Isya dan ga suka ngobrol setelah Isya. Kenapa? Waktu ini mahal, gitu. Usahakan waktu ba'da Isya itu ya buat istirahat. Nanti tengah malam atau sepertiga malam akhir kita bangun. 

Kemudian kita juga bertaubat dari waktu-waktu luang kita, yang pikiran kita ke mana-mana, mengkhayal, kadang kala kita melepas angan-angan kita. 

Kemudian.. kalau kita ngeliat, bertaubat dari lisan. Tadi taubat waktu, waktu-waktu yang mulia yang habis kurang berguna, bermain-main saja. Kemudian bertaubat dari lisan. 

Nabi 'Alaihis-shalatu wasallam itu berlindung kepada Allah dengan mengatakan:

 [ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرٍّ ]

/wa a'uudzubika min syarri/

"Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan."

Yang paling banyak memasukkan orang ke neraka itu lisan. Yang sekarang peran lisan ini diambil sama tulisan, karena banyak orang kalau kita liat diam. Orangnya pendiam Ustadz, tapi kalau komentar, ya Allah..

Na’am. Maka hati-hati yang nulis komentar atau nulis apapun. Karena Nabi 'Alaihis-shalatu wasallam ketika memberikan amalan kepada Muadz bin Jabal untuk menjaga lisannya yang dengannya dia akan selamat, lalu Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan penjelasan:

 ❲ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ❳

Itu orang-orang yang tersungkur di dalam neraka, di wajah mereka, hidung mereka, kenapa? Tidak lain adalah karena hasil lisan mereka.

Maka untuk menghadapi Ramadhan, kita perlu menjaga lisan kita dengan bertaubat dulu. Coba kita lihat komentar-komentar antum, omongan-omongan antum. Mungkin ada orang-orang yang antum sakiti, tapi antum ga ngerasa. 

Kita ini kadang kala nyakitin orang. MasyaaAllah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa ana, karena ana sering ngomong, jamaah. Jadi ana takut emang ana ngomong nyakitin orang, cuma ana ga berasa. Itu orang akan nuntut pada hari kiamat. Maka kita perlu memperbaiki urusan lisan kita ini, khususnya yang suka ngomong, yang suka cerita. Ada orang-orang yang ditanggap, jamaah, kalau datang ditanggap. Cuma hati-hati antum, jangan-jangan dalam ucapan antum ada yang dimurkai Allah. 

Kemudian bertaubat dari hubungan-hubungan kita sama manusia. Berapa banyak hubungan kita sesama manusia, itu yang ternyata menghabiskan waktu kita. 

Banyak kawan, katanya. Ana banyak kawan ustadz. Antum banyak kawan, apa manfaatnya kawan-kawan tersebut? Sekedar untuk ngobrol? Perbanyak kawan yang mengingatkan kepada Allah Azza wa Jalla. 

Maka para ulama menjelaskan bahwasanya hubungan kita sama manusia itu atau 

Interaksi Kita Sesama Manusia 

 itu ada empat.

Pertama

1) Yang pertama, yang kita perlu berhubungan sama orang-orang itu seperti makanan. 

Orang kalau ga makan ga minum, mati. Bersama siapa? Bersama orang-orang saleh yang berilmu. Kita ga boleh putus hubungan sama mereka. Kita akan kelaparan. Kalaupun ga kelaparan, kita akan kekurangan gizi, masih hidup tapi kekurangan gizi. Duduk sama orang-orang yang berilmu, orang-orang saleh ini, seperti makanan tadi, ga mungkin kita ga butuh sama mereka.

Kedua

2) Yang kedua, dimana kita berinteraksi sama manusia itu seperti obat. 

Kapan orang minum obat? Ketika diperlukan. Kalau dia ga sakit minum obat, apa kata orang? Maka dikatakan ga waras ini orang. Atau kalau dia minum obat kelebihan, overdosis. Ada takarannya itu. Inilah bergaul sama orang-orang yang kita ada manfaat duniawi. Seperti obat. Kita punya kawan, bisnis ya.. ahlan wa sahlan. Kita punya temen kerja, silahkan. Tapi jangan kelebihan bergaulnya sama mereka, karena terkadang kita melihat, awalnya bisnis kerjaan, nanti berlanjut: entertaint, liburan, hiburan ke mana-mana. Yang awalnya bisnis, menguntungkan sebenarnya, tapi hubungan yang lebih dari itu, overdosis tadi seperti obat, akhirnya dia sakit. 

Ketiga

3) Yang ketiga, yang berinteraksi dengan orang seperti mereka mencontohkan seperti penyakit. 

Siapa? Ya kita berkumpul sama orang yang ga dapat manfaat dunia-akhirat. Laah.. dunia kita dapat wal akhirat, plus, omong kosong! Ada kita kumpul-kumpul sama kawan kita. Kalau ditanya: Engkau dapat apa kumpul-kumpul sama mereka? Ga dapat apa-apa. Fulus? _Mafii_ (ga dapat apa-apa). Imannya bertambah? Aduh _mafi_ juga. Terus apa gunanya? Jadi penyakit. Lama kelamaan kau sakit kalau sering kumpul sama orang-orang yang kayak gini.

Keempat

4) Yang keempat, yang berinteraksi dengan manusia yang seperti racun. 

Engkau kalau kumpul sama mereka tambah dosa, dan dosanya itu dibawa ke rumah karena akan berpengaruh kepada keluarga. Yaa seperti racun. Ini ketika kita bergaul dengan orang-orang ya yang bawa dosa, yang kumpul sama mereka, kita mesti berbuat dosa. 

Maka hendaklah komunitas-komunitas ini, yang ada komunitas ini, komunitas macam-macam, yaa sebelum Ramadhan kita lihat.. Selama ini ana punya komunitas ini, masuk yang mana ya? Masuk yang makanan yang diperlukan dan gizi tadi, atau masuk yang obat, atau masuk yang penyakit, atau masuk racun? 

Ana ini bergabung sama komunitas ini udah setahun ya.. Dapat apa? Ga lah, Alhamdulillah Ustadz, ana dapat semakin dekat sama Allah Azza wa Jalla dimana ada kajian. 
Ya.. Alhamdulillah, dilanjutkan. 

Ini momentum kita sebelum masuk Ramadhan untuk bertaubat kepada Allah.

Kemudian taubat hati. Kalau tadi taubat dari pergaulan kita, taubat hati kita. Mungkin ada ria, ada ujub, ada hasad ya. Ada macam-macam penyakit hati. Kita perlu mengoreksi diri kita, ada suudzon sama Allah apalagi.

Thayyib.
Kemudian persiapan yang kedua adalah itu tadi, kita bicara memperbaiki taubat, yang kedua adalah melatih diri untuk mengagungkan syi'ar-syi’ar Allah Azza wa Jalla. 

Ya dengan, kalau ada perintah itu jangan ditunda-tunda. Ketika dengar azan, kita mulai diam, dengarkan azan. Kalau dulu kita ini: memang ga apa-apa Ustadz, ga dosa kalau dengar azan ga dijawab azan. Kan jawab azan sunah. Iya. Tapi kita biasakan sekarang untuk persiapan Ramadhan. 

Ketika dengar azan, kalau bisa dengar azan, ambil wudhu langsung, berangkat ke mesjid.
Yang dulunya kita itu masih lama, iqamatnya masih lama, tapi bagaimana sekarang persiapan Ramadhan, kita memang mengagungkan hal itu. 

Kemudian membaca Al-Quranul Kariim. Ini termasuk mengagungkan. Mulai Al-Qurannya dibuka.

InsyaaAllah jamaah, dengan ini beberapa persiapan untuk menghadapi Ramadhan. Harapannya ya Ramadhan kita jadi lebih baik. Insyaa Allah kalau antum punya persiapan, tinggal kita berdoa memohon taufik dari Allah Azza wa Jalla agar Ramadhan kita lebih baik.

▫️

Hadza wallahu a’lam bishawab

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon maaf. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════  5


Postingan populer dari blog ini

Al Fatihah 1

BIMBINGAN SINGKAT AMALAN HAJI

BEKAL ISLAM