KITAB SIFAT SHALAT NABI Bacaan pada Sholat Malam




👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam


══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Kita sampai pada poin bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika shalat malam. 

Penjelasan tentang shalat malam ini akan menjadikan kita takjub dengan shalatnya Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam di shalat malam. Shalatnya sangat menakjubkan, sangat panjang sekali. Dan ini menunjukkan betapa semangatnya Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam shalat malam. Memang shalat malam adalah shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. 

وكان صلا الله عليه و سلم ربما جهر بالقراءة فيها، وربما أسر ، 

Dahulu Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam kadang-kadang mengeraskan bacaannya di shalat malamnya dan terkadang melirihkan bacaannya. 

يقصر القراءة فيها تارة، و يطيلها أحيانا، 

Kadang-kadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memendekkan bacaan shalat malamnya, kadang-kadang memanjangkannya. 
Kadang-kadang bacaan-bacaan suratnya itu surat-surat pendek, kadang-kadang bacaan suratnya itu bacaan surat yang panjang. 

ويبالغ في إطالتها أحيانا أخرى 

Dan kadang-kadang Beliau memanjangkan, sangat memanjangkan sekali bacaannya.
Bacaannya panjang sekali kadang-kadang di shalat malamnya 

حتى قال عبد الله بن مسعود رضي الله عنه: 

Sampai-sampai sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang pernah shalat malam bersama Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam dengan perkataan ini, 

❲ صليت مع النبي ﷺ ليلة، ❳

Suatu ketika aku pernah shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam di suatu malam 

❲ فلم يزل قائما حتى هممت بأمر سوء، ❳ 

Dan Beliau terus berdiri, berdirinya panjang sekali sampai aku ingin melakukan sesuatu yang buruk saking tidak tahannya dengan lamanya berdirinya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 

❲ قيل : وما هممت؟ ❳ 

Sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud ditanya, "Apa keinginan buruk itu?" 

❲ قال: هممت أن أقعد وأذر النبي ﷺ ❳ 

Keinginan buruk itu adalah aku ingin duduk dan meninggalkan jamaah shalat malam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 

Ini menunjukkan bahwa kita kadang-kadang boleh berjamah untuk shalat malam, tapi tidak dirutinkan. Karena beberapa kali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam shalat berjamaah dengan sebagian sahabatnya, tapi niat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak mengadakan jamaah besar, tidak. Tapi di rumahnya, kalau ada sahabat yang shalat bersama Beliau, Beliau tidak larang. 

Dan kebiasaan Beliau di shalat malamnya itu tidak berjamaah. Kebiasaan Beliau di shalat malamnya tidak berjamaah. Di antara yang menunjukan hal tersebut adalah hadits A'isyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah suatu ketika shalat malam dan kakinya A'isyah radhiyallahu 'anha disentuh oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika sedang sujud. 

Karena sempitnya rumah Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sampai ketika Aisyah tidur dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam shalat, dahi Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam atau kepalanya kadang-kadang menyentuh kaki A'isyah radhiyalllahu 'anha. 

Ini menunjukan bahwa Rasulullah shalat sendirian. A'isyah Radhiyalllahu 'anha tidak sedang berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dan ini kebiasaan Beliau. Kebiasaan Beliau tidak shalat berjamaah ketika shalat malam, tapi kadang-kadang Beliau berjamaah dengan sebagian sahabatnya. 

Seperti hadits yang kita sedang baca ini. Di sini sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud shalat berjamaah dengan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam di shalat malamnya. 

Dan karena shalat malamnya sangat panjang sekali, sampai-sampai sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud ingin berpisah dengan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam dari shalatnya; ingin meninggalkan shalat berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 

_______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════   


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 02


══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Kita sampai pada poin bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika shalat malam. 

و قال حذيفةبن اليمان: 

Berkata sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu, 

❲ صليت مع النبي ﷺ ذات ليلة فافتتح { البقرة }، ❳ 

Coba renungkan hadits ini. 
Hudzaifah mengatakan, "Di suatu malam aku pernah shalat bersama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam". 

Berarti shalat apa ini? Berjamaah. Sekarang jamaahnya Hudzaifah dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 

❲ فافتتح { البقرة } ❳ 

Maka Rasulullah pun membaca surat Al-Baqarah setelah Al-Fatihah. 

❲ فقلت: يركع عند المائة، ❳ 

Karena panjangnya surat Al-Baqarah ini, sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman mengira mungkin Rasulullah nanti rukuk di ayat yang keseratus. 

Jadi di sini sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman berharap Rasulullah rukuk cepat. Di ayat keseratus Rasulullah rukuk insyaAllah, sehingga ringan. 

❲ ثم مضى ❳ 

Ternyata setelah sampai ayat keseratus Rasulullah masih meneruskan. 

❲ فقلت : يصلي بها في [ ركعتين]، ❳ 

Mungkin Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membagi Al-Baqarah ini menjadi dua rakaat. 

Karena surat Al-Baqarah itu berapa ayatnya? 286. Berarti 143, mungkin 43 ayat lagi Beliau rukuk, sehingga membaca Al-Baqarah dalam dua rakaat. 

❲ فمضى ، ❳ 

Ternyata sampai di tengah surat Al-Baqarah Beliau masih meneruskan lagi, masih berdiri. 

❲ فقلت : يركع بها، ❳ 

Maka sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman mengatakan, mungkin Rasulullah akan membaca surat Al-Baqarah dalam satu rakaat kemudian rukuk. 

Ini sahabat Hudzaifah ingin agar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam rukuk, ternyata masih panjang. 

❲ ثم افتتح { النساء} ❳ 

Setelah itu ternyata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam selesai membaca Al-Baqarah, beralih ke surat lain, membaca surat An Nisa. 

❲ فقر أها، ❳
Beliau baca semuanya. 

Jadi 2 juz setengah ditambah An Nisa. An Nisa ini satu juz setengah. 4 juz di satu rakaat. 

❲ ثم افتتح { آل عمران } ❳ 

Setelah itu, selesai An Nisa masih belum rukuk. Beliau beralih ke surat Ali Imran. 

Surat Ali Imran ini 1 juz 5 halaman, berarti 5 juz 5 halaman (5 juz lebih). Satu rakaat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membaca 5 juz lebih. 

❲ يقرأ متر سلا ، ❳ 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membacanya dengan santai. 

❲ إذا مر بآية فيها تسبيح سبح، ❳ 

Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melewati ayat yang ada tasbihnya, Beliau bertasbih. 

❲ وإذا مر بسؤال سأل، ❳ 

Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melewati ayat yang di situ ada doanya, Beliau membaca doa. 

❲ وإذا مر بتعوذ تعوذ، ❳ 

Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melewati ayat yang di situ ada permintaan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Beliau juga meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

❲ ثم ركع... ❳ 

Setelah itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ruku'. 

Ini rakaat yang pertama, 5 juz lebih dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Ini menunjukkan bahwa kadang-kadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam di shalat malamnya itu membacanya sangat panjang sekali. 

_______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════   


🌏 https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 03


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita sampai pada poin bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika shalat malam. 

(Syaikh Al Albani mengatakan, -ed) 

و ❲ قرأ ليلة وهو وجع السبع الطوال ❳ 

Pada suatu malam dalam kondisi sakit Beliau pernah membaca 7 surat yang panjang. 

Jadi di awal Al-Qur'an ada 7 surat yang panjang dimulai dari Al-Baqarah. Ini surat yang panjang. Kemudian surat Ali Imran, ini juga panjang; kemudian surat An-Nisa, ini juga panjang; kemudian surat Al-Maidah, ini panjang; kemudian surat Al-An'am, ini juga panjang; kemudian surat Al-A'raf, ini surat yang panjang; kemudian yang ketujuh surat Bara'ah, ini juga panjang. Ini tujuh surat yang panjang di dalam Al-Qur'an. 
Kemudian, 

و ❲ كان - أحيانا - يقرأ في كل ركعة بسورة منها ❳ 

Kadang-kadang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di setiap rakaatnya membaca satu surat dari tujuh surat panjang ini. 

Satu rakaat membaca Al-Baqarah misalnya, nanti rakaat kedua membaca Ali Imran, kemudian rakaat yang ketiga misalnya membaca An-Nisa, rakaat keempat membaca Al-Maidah, seperti itu. Kadang-kadang Beliau membaca setiap rakaatnya satu surat dari surat-surat panjang itu. 

و❲ ما علم أنه قرأ القرآن كله في ليلة [قط] ❳ 

Dan tidak diketahui Beliau pernah membaca satu Qur'an (mengkhatamkan satu Qur'an) di satu malam. 
Tidak pernah diketahui Rasulullah pernah mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu malam. 

بل إنه لم يرض ذلك لعبدالله بن عمرورضي الله عنه 

Bahkan Beliau tidak senang hal itu dilakukan oleh Abdullah Ibn Amr Ibn Ash radhiyallahu anhu. 

حين قال له: ❲ إقرأ القرآن في كل شهر ❳ 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah mengatakan kepada sahabat Abdullah Ibn Amr Ibn Ash, dan ini termasuk sahabat yang sangat semangat dalam ibadahnya. 

Ada orang-orang yang demikian. Ada orang-orang yang memang tabiatnya itu kalau ibadah sangat semangat sekali. Ada orang-orang yang tabiatnya malas beribadah. Ada orang yang tabiatnya kalau belajar itu semangat, kalau beribadah malas. 

Memang pahala itu juga seperti rezeki, pahala itu juga dibagi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Ada orang-orang yang dalam masalah rezeki, ada yang bisnis kandang ayam sukses, ada orang yang masuk ke bisnis yang sama malah rugi. Ada orang yang bisnis sebagai petani (bekerja sebagai petani) sukses, ada orang lain masuk dalam bisnis yang sama dalam pekerjaan yang sama tidak berhasil. Ada orang yang bisnis pulsa berhasil di situ, orang lain tidak. Karena Allah Subhanahu wa ta'ala membagi rezeki sesuai dengan tempatnya masing-masing. 

Pahala juga demikian. Allah membagi pahala ini kepada hamba-Nya. Ada orang-orang yang memang dia pahalanya banyak di belajar. Ada orang yang pahalanya banyak di dakwah. Ada orang yang pahalanya banyak di bisnisnya, dengan bisnisnya dia membantu orang lain, membantu dakwah. Ada orang yang pahalanya di tenaganya. Ada orang yang pahalanya di ibadahnya. Ini pahala, itu dibagi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana rezeki. 

Dan Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash ini seorang sahabat yang punya kelebihan. Beliau sangat semangat sekali dalam beribadah. Rasulullah mengatakan kepada sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash, "Bacalah Al-Qur'an dalam sebulan". Maksudnya khatamkan Al-Qur'an dalam sebulan. Berarti sehari berapa? Satu juz. 

قال : قلت : إني أجد قوة. 

Sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash mengatakan, "Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kekuatanku lebih dari itu".
Aku kuat membaca lebih dari satu juz dalam sehari, satu juz itu sedikit bagiku. 

  ❲ فاقرأه في سبع ولا نزد على ذلك ❳ 

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan kepadanya, "Kalau begitu maka khatamkan Al-Qu'ran di dua puluh malam". 

Berarti satu malam berapa? Satu juz setengah. Satu juz setengah dalam shalat malam. 

قال قلت : إني أجد قوة 

Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kekuatanku melebihi itu. Aku mampu untuk melakukan yang lebih banyak dari itu. Satu juz setengah itu masih sedikit. 

❲ فاقرأه في سبع ولا تزد على ذلك ❳ 

Kalau seperti itu berarti sudah khatamkan Al-Qur'an dalam tujuh malam. 
Berarti satu malamnya berapa? Empat setengahan, empat setengah kurang. Setiap malam membaca empat juz lebih. 

ثم ❲ رخص له أن يقرأه في خمس ❳ 

Ternyata sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash punya kekuatan lebih dari itu. Akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memberikan keringanan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an selama berapa hari? Lima hari. 

Ini keringanan, karena sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash punya semangat yang tinggi. Berarti satu malamnya berapa juz? Enam juz. 

ثم ❲ رخص له أن يقرأه في ثلاث ❳ 

Ternyata setelah itu sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash mampu, punya kemampuan lebih dari itu. Dan punya semangat untuk membaca lebih dari itu. 

Akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memberikan keringanan. Ini keringan untuk membaca Al-Qur'an atau mengkhatamkan Al-Qur'an dalam tiga malam. Jadi satu malamnya berapa? Sepuluh juz. Ini keringan untuk Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash. 

Ini menunjukkan betapa semangatnya beliau dalam beribadah. Di siangnya juga seperti itu. Sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash ini yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk berpuasa, kemudian minta tambahan, kemudian minta tambahan, sampai akhirnya Rasulullah memberikan puasa Dawud. 

Dan tidak ada yang lebih afdal daripada puasa Dawud. Sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash ingin puasa terus sampai Nabi mengatakan, "Tidak ada puasa yang sepanjang masa, yang paling utama (paling mulia) adalah puasa Dawud." 

Tidak ada yang lebih mulia dari puasa Dawud. Ini sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash, memang, sahabat yang mulia ini sangat semangat sekali dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════   


🌏 https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 04


══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita sampai pada poin bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika shalat malam. 

(Syaikh Al Albani mengatakan, -ed) 

ونهاه أن يقرأه في أقل من ذلك 

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melarang sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. 

وعلل ذلك في قوله له: ❲ من قرأ القرآن في أقل من ثلاث لم يفقهه ❳ 

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memberikan alasan dalam larangan itu dengan mengatakan, "Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an kurang dari tiga hari atau tiga malam, dia tidak bisa memahami bacaannya dengan baik". 

وفي لفظ: ❲ لا يفقه من قرأ القرآن في أقل من ثلاث ❳ 

Dalam redaksi yang lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan, "Tidak memahami dengan pemahaman yang baik orang yang membaca Al-Qur’an kurang dari tiga hari". 

ثم في قوله له : ❲ فإن لكل عابد شِرَّة ، و لكل شرة فترة، فإما إلى سنة، وإما إلى بدعة، فمن كانت فترته إلى سنة فقد اهتدى، ومن كانت فترته إلى غيرذلك فقد هلك ❳ 

Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, "Sungguh setiap orang yang ahli ibadah itu punya masa semangat". 

Ada masa-masanya semangat. Contohnya kita, kadang-kadang di awal kajian masyaaAllah yang datang full, lama-lama karena kitabnya panjang akhirnya berkurang sedikit demi sedikit, hilang, hilang, hilang. Karena memang setiap masa itu ada semangat. Nanti di tengah-tengah banyak lagi. Nanti malas lagi. Nanti paling ramainya di penutupannya. Kemudian mengatakan, "Alhamdulillah saya sudah selesaikan satu kitab". Padahal bolong-bolong. 

Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, 

فإنَّ لِكُلِّ عابِدٍ شِرَّةٌ

Sesungguhnya untuk orang yang semangat ibadah atau ahli ibadah itu ada masa-masa semangatnya. 

  وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ
  
Dan masa semangat ini akan diselingi oleh masa-masa malas. 

فإما إلى سنة، وإما إلى بدعة

Maka bisa jadi karena dia malas, walaupun dia malas dia tetap melakukan yang sunnah yang sesuai dengan tuntunan. Kadang-kadang karena kemalasan itu akhirnya dia terjatuh ke dalam perbuatan bid'ah. 

Makanya Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan setelahnya, 

فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَد اهْتَدَى، 

Apabila malasnya dia masih bisa menjaga dirinya untuk tetap melakukan yang sunnah, maka dia telah mendapatkan petunjuk, dia mendapatkan hidayah, dia orang yang lurus. 

وَمَنْ كانَتْ فَتْرَتُهُ إلى غَيرِذلك فَقَدْ هَلَك 

Apabila masa malasnya itu menjadikan dia terjatuh ke dalam amalan-amalan bid'ah, maka dia telah binasa. 

Makanya kita harus tahu diri. Kita harus mengetahui bagaimana keadaan diri kita ketika semangat. Makanya tetap jaga jangan sampai terjatuh ke dalam bid'ah karena semangat kita dalam beribadah. 

Begitu pula kita malas jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan. Kadang-kadang iman itu tinggi, semangat. Kadang-kadang jiwa masih fresh, semangat ibadahnya. Tapi kadang jiwa ini lelah. Lelahnya memang karena jenuh, bukan karena kemaksiatan. Kadang-kadang demikian. Memang jenuh. Kalau sedang malas seperti itu jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan. Tetap jaga agar tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan. Kurangi kegiatan, iya. Silahkan dikurangi kegiatan, tapi jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan. 

Kalau kita misalkan, hidup ini seperti orang yang melakukan perjalanan, misalnya dengan mobil atau dengan motor. Orang yang melakukan perjalanan, walaupun dia tidak melakukan sesuatu yang mengganggu perjalanannya, bisa capek. Yang pertama, dia masuk mobilnya atau dia naik motornya dari rumah segar, fresh ketika itu. Melakukan perjalanan 5 jam, ada capek. Walaupun dia tidak melakukan kesalahan. 

Jiwa juga seperti itu. Ketika kita mengarungi kehidupan, sebenarnya kita sedang melakukan safar menuju akhirat. Kadang-kadang kita jenuh, padahal kita tidak melakukan dosa yang mengganggu aktivitas kita. Tapi memang ada kejenuhan itu sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Ada masa semangat,  ada masa malas. Jiwa ini kadang segar, kadang juga lelah. Kadang kelelahannya karena kesalahan. 

Ketika orang di jalan, ketika dia banyak tingkah di perjalanan, akan banyak gangguan. Misalnya nyopir mobil ada snack-nya. Dia makan snack-snack yang pedas, lama-lama mulas di perjalanan, karena dia melakukan hal yang bisa mengganggu perjalanannya. Atau banyak tingkah; dia belok-belokkan akhirnya ketabrak. Banyak tingkah.  

Jiwa kita juga demikian. Ketika kita mengarungi kehidupan, kalau kita banyak tingkah, misalnya melakukan kemaksiatan, lama-lama hati kita sakit. Kemaksiatan itu akan mendatangkan kotoran ke dalam hati kita. Dan dia menjadikan hati kita sakit karena kemaksiatan juga punya beban. 

Kalau kita melakukan kemaksiatan, akan ditorehkan noda hitam di dalam hati kita. Kemaksiatan itu juga akan mendatangkan dosa yang dipikul oleh jiwa kita. Akhirnya lama-lama akan lelah jiwa kita. Memikul, kemudian dalam keadaan semakin gelap, semakin gelap. Ini kadang-kadang seperti ini. 

Kalau kita lelahnya itu karena kesalahan kita, maka banyak beristighfar, banyak bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini solusinya. Sebagaimana kita sedang melakukan perjalanan kita banyak polah (tingkah), ya dikurangi polahnya (tingkah). Jangan dilakukan biar perjalanan lancar. 

Dalam kehidupan ini juga demikian. Kalau kelemahan jiwa kita karena kesalahan kita, maka solusinya banyak beristighfar, banyak bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Kalau sebab lemahnya jiwa kita ini karena dia jenuh, karena mengarungi perjalanan jauh dan monoton kegiatannya, maka lama-lama akan jenuh, akan lelah. Maka kurangi kegiatan, tapi jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

ولذلك ❲ كان ﷺ لا يقرأ القرآن في أقل من ثلاث ❳ 

Oleh karenanya dahulu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah membaca (mengkhatamkan) Al-Qur'an kurang dari tiga hari. 

وكان يقول :❲ من صلى في ليلة بما ئتي آية، فإنه يكتب من القانتين المخلصين ❳ 

Dan Beliau pernah mengatakan, "Barangsiapa yang shalat di suatu malam dengan 200 ayat, maka dia dicatat sebagai orang yang taat dan orang yang ikhlas". 

_______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  4


🌏 https://grupislamsunnah.com/

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 05





══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Ada permasalahan yang diperselisihkan oleh para ulama. Apakah kita dilarang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari? Maksudnya apakah kalau kita membaca Al-Qur’an kurang dari 3 hari menjadi berdosa? 

Ada khilaf, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Ada yang mengatakan tidak boleh. Dalilnya hadits-hadits yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu ta'ala dalam kitab beliau ini, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan, "Tidak bisa memahami dengan baik orang yang membaca Al-Qur’an kurang dari 3 hari". 

Kemudian dalam redaksi yang lain,  "Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an kurang dari 3 hari ia tidak bisa memahaminya dengan dengan baik". 

Bahkan dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melarang sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash untuk membaca Al-Qur’an (mengkhatamkan) kurang dari 3 hari. 

Ini dalil mereka yang mengharamkan mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. 

Jumhur ulama mengatakan boleh. Mereka beralasan banyaknya ulama-ulama salaf yang membaca Al-Qur’an atau mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari. 

Di antaranya sahabat Utsman Ibn Affan, salah satu dari Khulafaur Rasyidin. Beliau biasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu rakaat. Bagaimana ini?  Kalau di pikiran kita tidak masuk akal, tapi itu pernah terjadi. Itu pernah dilakukan oleh sahabat Utsman Ibn Affan. Dan atsar dari sahabat Utsman Ibn Affan ini sangat masyur sekali, tidak bisa dibantah. Memang shahih dari beliau demikian, bahwa sahabat Utsman Ibn Affan biasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu rakaat. 

Imam Syafi'i rahimahullahu ta'ala dalam biografi beliau (yang) sangat terkenal, beliau termasuk imam yang sangat senang membaca Al-Qur’an. Setiap harinya beliau mengkhatamkan Al-Qur’an. Itu kebiasaan beliau. Kemudian di bulan Ramadhan kebiasaan beliau setiap hari setiap malam mengkhatamkan Al-Qur’an dua kali. Ini kebiasaan. Kebiasaan beliau di bulan Ramadan itu kalau siang khatam Al-Qur’an, nanti malam baca lagi, khatam lagi. Kalau kita satu bulan khatam saja susah. Ini Imam Syafi'i rahimahullah 60 kali khatam kalau 30 hari jumlah harinya. 60 kali khatam di bulan Ramadan saja. Nanti di bulan-bulan yang lainnya setiap harinya khatam. 

Inilah para ulama, mereka punya semangat yang tinggi dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Intinya banyak dalam biografi-biografi ulama-ulama salaf, banyak dari mereka yang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari. 

Ini dalil yang pertama. Dan amalu salaf, ini bisa dijadikan sebagai dalil. Kalau itu terlarang, harusnya mereka tidak melakukannya. Bagaimana sahabat Utsman Ibn Affan melakukannya dan tidak ada yang mengingkari dari sahabat yang lainnya. Tidak ada pengingkaran dari sahabat yang lainnya. 

Dalil yang kedua adalah hadits yang dipakai oleh mereka yang melarang. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya mengatakan, orang yang membaca Al-Qur'an kurang dari 3 hari itu tidak bisa memahaminya dengan baik, dengan sempurna. Rasulullah tidak melarang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari secara tegas. Tapi mengatakan, "Jangan membaca Al-Qur'an kurang dari 3 hari karena kalau engkau membaca Al-Qur’an kurang dari 3 hari, maka engkau akan menjadi orang yang tidak bisa memahaminya dengan baik". 

Ini alasannya. Rasulullah tidak mengatakan karena itu diharamkan, misalnya. Karena itu terlarang, tidak!! 

Alasannya apa? Karena kalau kita mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari, maka tidak akan ada dorongan dari kita untuk memahami Al-Qur’an dengan baik. Karena kita memikirkan cepatnya bacaan atau banyaknya kadar, sehingga akan sulit memahami Al-Qur’an dengan baik. 

Sehingga ini bukan larangan yang tegas dari Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari 3 hari. Dan ternyata ada amalu salaf; ada praktek dari ulama-ulama salaf yang mengkhatamkan Al-Qur'an kurang dari 3 hari. Makanya jumhur ulama mengatakan demikian. Boleh asalkan tetap dijaga tajwidnya, tetap dijaga makhrajnya. 

Adapun larangan Rasulullah kepada sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash itu karena sebab tertentu. Mungkin Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam takut apabila nantinya sahabat Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash ini dilepas seperti itu dengan semangatnya yang tinggi, akhirnya malah merusak dirinya. 

Dan larangan-larangan seperti ini hukumnya khusus terbatas pada orang-orang tertentu. Ketika kita melihat ada orang sangat semangat seperti itu, kita khawatir keadaannya menjadi berbalik. Ada orang-orang yang demikian. Ketika baru kenal sunnah, subhanallah, semangatnya minta ampun. Tapi ilmunya sangat sangat minim. Akhirnya apa? Setelah itu dia berat menjalaninya. Akhirnya malah berbalik keadaannya. Futur. Akhirnya keluar, sudah seperti dahulu kala lagi sebelum mendapatkan hidayah. 

Makanya kita itu ketika semangat maka kita harus tetap menjalankan yang sesuai dengan sunnah. Ketika kita malas, maka kurangi kegiatan tapi jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/ 

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

💽 Audio ke-74 : Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 06



══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).



Kita masih dalam pembahasan: di antara bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam di shalat malam Beliau. 

و ❲ كان يقرأ في كل ليلة بـ { بني إسرائيل } و { الزمر } ❳ 

Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa membaca di setiap malamnya surat Bani Israil. Surat Bani Israil kalau di mushaf itu ditulis Al-Isra'. Surat Al-Isra' itu disebut juga sebagai surat Bani Israil. Dan surat Az Zumar ini maksudnya adalah membaca di shalat malam Beliau. 

و كان يقول : ❲ من صلى في ليلة بمائة آية لم يكتب من الغافلين ❳ 

Barangsiapa yang shalat di malam hari dengan membaca 100 ayat, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang-orang yang lalai. 

و ❲ كان ــ أحيانا ــ يقرأ في كل ركعة قدر خمسين آية أو أكثر ❳ 

Kadangkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca 50 ayat atau lebih di setiap rakaatnya. 

وتارة ❲ يقرأ قدر { يآ أيها المزمل } ❳ 

Kadang-kadang Beliau membaca suratnya seperti surat Al-Muzzammil. 

Surat Al-Muzammil hanya satu setengah halaman. Kadang panjang, kadang pendek, sesuai keadaan Beliau. Kadang panjang sekali sebagaimana hadits-hadits yang telah lalu. 

و ❲ ما كان ﷺ يصل الليل كله إلا نادرا ❳ 

Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah shalat semalam suntuk/semalam penuh kecuali sangat jarang sekali. 

Shalat dari awal malam sampai akhir malam, Rasulullah pernah melakukannya tapi sangat jarang sekali.

فقد ❲ راقب عبد الله ابن خبّاب بن الأرت ــ و كان قد شهد بدرا مع رسول الله ﷺ ــ رسول الله ﷺ الليلة كلها ( وفي لفظ: في ليلة صلاها كلها ) حتى كان مع الفجر ❳ 

Suatu ketika seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibnul Khabbab Ibnul   Arats -sahabat ini pernah Perang Badar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ini termasuk sahabat yang sangat mulia. Yang pernah Perang Badar, yang mengikuti Perang Badar bersama Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wassalam adalah sahabat-sahabat yang sangat mulia- Beliau pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, melihat Rasulullah shalat semalam penuh sampai bersambung dengan shalat fajar-nya. 

❲ فلما سلم من صلا ته ❳ 

Ketika Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam selesai dari shalatnya, 

❲ قال له خباب : يا رسول الله! بأبي أنت وأمي، لقد صليت الليلة صلاة ما رأيتك صليت نحوها ? ❳ 

"Ya Rasulullah, ayah dan ibuku aku relakan sebagai tebusannya untukmu." 

Kata-kata ini menunjukkan betapa cintanya seseorang kepada orang yang diajak bicara.
[ بأبي أنت وأمي ]
Sungguh ayah ibuku, akan aku jadikan sebagai tebusan untukmu. Kalau misalnya engkau harus dibunuh, maka aku tidak rela. Biar ayah ibuku sebagai penggantinya. Ini menunjukkan betapa cintanya sahabat Abdullah Ibnul Khabbab kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ini hanya ungkapan saja ya, bukan berarti memang kenyataannya demikian. Karena tidak boleh mengorbankan ayah ibu untuk orang lain. Ini hanya ungkapan yang menunjukkan betapa cintanya sahabat Abdullah Ibnul Khabbab kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 

Sahabat Abdullah Ibnul Khabbab mengatakan, sungguh engkau di malam ini telah melakukan shalat yang tidak pernah aku lihat engkau melakukan shalat sepertinya. Tidak pernah aku lihat engkau melakukan shalat seperti itu. 

Maka kata Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, 

❲ أجل، إنها صلاة رغب و رهب، ❳ 

Ya, benar, benar apa yang engkau lihat (maksudnya aku tidak pernah shalat seperti ini). Sesungguhnya shalat tersebut adalah shalat harap dan cemas. 

Shalat harap dan cemas. Beliau mengharapkan sesuatu yang sangat besar dan Beliau juga mencemaskan sesuatu yang sangat besar. Makanya Beliau shalat dengan shalat yang sangat panjang semalam penuh, sampai sambung dengan shalat subuhnya. 

❲ و [ إني ] سألت ربي عز وجل ثلاث خصال، ❳ 

Dan aku dalam shalat tersebut meminta kepada Allah, kepada Rabb-ku 'azza wajalla, 3 permintaan. 

❲ فأعطاني اثنتين و منعني واحدة : ❳ 

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memperkenankan permintaanku yang dua, tapi yang satu Allah tidak perkenankan. 

❲ سألت ربي أن لا يهلكنا بما أهلك به الأمم قبلنا ❳ 

Aku meminta kepada Rabb-ku agar Dia tidak membinasakan kita sebagaimana telah membinasakan orang-orang sebelum kita. 
-dibinasakan semuanya- 

Umat-umat yang telah lalu, kalau datang hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dibinasakan semuanya. Seperti umatnya Nabi Musa. Umatnya Nabi Musa hanya Bani Israil saja yang bersama Nabi Musa yang selamat. Fir'aun dan bala tentaranya semuanya habis. Nabi Nuh, hanya yang bersama beliau di kapal, selain itu mati semuanya, dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kaum 'Aad juga demikian. Dan umat-umat yang lain, banyak yang dibinasakan ya karena keburukan mereka. 

❲ فأعطانيها ❳ 

Permintaan ini diperkenankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

❲ وسألت ربي عز وجل أن لا يظهر علينا عدوا من غيرنا ، فأعطانيها ، ❳ 

Aku juga telah meminta kepada Rabb-ku Azza Wa Jalla agar kita tidak dikalahkan oleh musuh dari selain kita, 

Kaum muslimin telah didoakan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar mereka tidak bisa dikalahkan oleh musuh dari selain kita. 

Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
❲  فأعطانيها  ❳
maka Allah pun memperkenankan doaku ini. 

Kaum muslimin itu kaum yang kuat. Dengan doanya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘Alaihi wa sallam, mereka tidak akan dikalahkan oleh selain mereka. Mereka akan terus menang kalau melawan selain mereka. Kaum muslimin ini akan selalu menang. Betapa pun, bagaimanapun keadaan musuhnya, sepanjang sejarah seperti itu. Kaum muslimin kalau lawan dengan selain kaum muslimin, mereka akan selalu menang. Ya ada kekalahan, kekalahan ada, tapi pada akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. 

Di zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga demikian. Selama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memimpin kaumnya/memimpin umatnya selalu menang. Ada kekalahan tapi setelah itu menang. Perang Uhud misalnya, di Perang Uhud-nya kalah, tapi setelah itu Beliau menang. Di Perang Hunain juga demikian. Pertama kalah, akhirnya menang. 

Dan seperti itu. Kaum muslimin akan terus menjadi pemenang apabila melawan kaum kafirin, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendoakan kita dengan doa ini. Dan beliau sudah menyampaikan bahwa Allah mengijabahi doa yang ini. Tinggal doa yang ke-3 yang tidak diperkenankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

❲ و سألت ربي أن لا يُلبسنا شيعاً فمنعنيها ❳ 

Dan aku telah meminta kepada Rabb-ku agar tidak memecah belah umatku. Tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memperkenankan hal itu. 

Sehingga sampai sekarang umat Islam terus berpecah belah. Umat Islam itu kalahnya dari diri sendiri. Makanya sering dipecah belah oleh musuh. Sehingga saling berperang antara kaum muslimin sendiri. Dengan itulah musuh-musuh menjadi menang. 

Pengkhianatan-pengkhianatan sepanjang sejarah sangat banyak. Dan itulah cara mereka mengalahkan kaum muslimin. Ada kaum muslimin yang bodoh, yang jahil. Atau yang menginginkan harta, kalah dengan nafsunya, akhirnya merusak sendiri kaum Muslimin. Dengan itulah kaum muslimin menjadi lemah. Kalau kaum muslimin bisa bersatu dan melawan musuhnya -kaum kafirin-, mereka tidak akan kalah. Dan itu sudah jaminan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah sampaikan. Kaum muslimin adalah kaum yang kuat dengan keislamannya dan dengan doa nabinya. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/ 

👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

💽 Audio ke-75 : Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 07




══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita masih dalam pembahasan: Di antara bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di shalat malam Beliau. 

(Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, -ed) 

و ❲ قام ليلة بآية يرددها حتى أصبح و هي : { إن تُعَذِّبْهُمْ فإنَّهُمْ عِبادُكَ وإن تَغْفِرْ لَهُمْ فإنَّكَ أنْتَ العَزيزُ الحكيم } ❳ 

Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah shalat, ini juga shalat semalam penuh. Tapi Beliau hanya mengulang satu ayat sampai masuk waktu fajar. Sampai subuh Beliau mengulang-ulang terus ayat ini. Ayat tersebut adalah ayat yang berbunyi: 

{ إن تُعَذِّبْهُمْ فإنَّهُمْ عِبادُكَ } 

"Ya Allah, apabila Engkau mengadzab mereka, sungguh mereka adalah hamba-hamba-Mu sendiri."  

{ وإن تَغْفِرْ لَهُمْ فإنَّكَ أنْتَ العَزيزُ الحكيم } 

"Apabila Engkau memaafkan mereka, sungguh Engkau adalah Dzat Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana." 

Ini adalah perkataan Nabi Isa yang diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an. Dan diulang-ulang oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam suatu shalat malamnya. 

Ini menunjukkan betapa sayangnya Nabi kita kepada umatnya. Makanya kita harus perhatian kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Pelajari sunnahnya, teladani contoh-contohnya, tuntunan-tuntunannya. Kita berusaha untuk melakukannya. Apa yang kita mampu untuk kita lakukan, lakukan sesegera mungkin. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat sayang kepada kita. 

Maka jangan sampai kita melupakan Beliau. Maksudnya ingat Beliau adalah ingat tuntunannya, terapkan dalam kehidupan kita, hidupkan sunnahnya. Yang mendapatkan manfaat juga kita sendiri. 

{ مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ }

Barangsiapa yang melakukan amalan saleh (amal-amal yang saleh) itu untuk dirinya sendiri (bukan untuk yang lain)

{ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ } 

Dan apabila dia melakukan keburukan, maka efeknya juga kepada dirinya sendiri. 

Intinya perhatikan sunnah-sunnah Beliau, karena Beliau sangat memperhatikan kita. Tirulah Beliau karena Beliau menginginkan kita demikian. 

[ بها يركع ، و بها يسجد ، و بها يدعو ] 

Dengannya Beliau rukuk, dengannya Beliau sujud, dengannya Beliau berdoa. 

[ فلما أصبح قال له أبو ذر رضي الله عنه : 

Ketika masuk waktu pagi, waktu subuh, sahabat Abu Dzar mengatakan kepada Beliau, 

يا رسول الله ! ما زلت تقرأ هذه الآية حتى أصبحت ، 

"Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, engkau terus membaca ayat ini sampai waktu subuh datang" 

تركع بها، وتسجد بها ] ، [ وتدعو بها ] ، [ و قد علمك الله القرآن كله ] ، 

"Engkau rukuk dengan ayat itu, sujud dengan ayat itu, berdoa dengan ayat itu, padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan engkau Al-Qur'an seluruhnya." 

[ لو فعل هذا بعضنا لوجدنا عليه ] 

"Seandainya sebagian kami melakukan hal yang sama, niscaya akan berprasangka tidak baik terhadapnya"
Niscaya orang-orang akan berprasangka tidak baik kepadanya, karena satu ayat diulang-ulang. 

Kata Nabi kita Muhammad shallallahu ‘Alaihi wasallam menjawab pertanyaan ini, 

❲ إني سألت ربي عز وجلّ الشفاعةَ لأمتي ، فأعطانيها ، ❳ 

"Sungguh aku telah meminta kepada Rabb-ku 'Azza wajalla syafaat untuk umatku, maka Allah pun memberikannya." 

❲ و هي نائلة إن شاء الله لمن لا يشرك بالله شيئاً ❳ 

"Umatku ini akan mendapatkan syafaatku apabila mereka tidak melakukan kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu apapun." 

Maka apabila kita menginginkan syafaatnya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, selain syafa'atul udzma, maka tauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar umatnya mendapatkan syafaatnya. Sampai semalam Rasulullah shalat dengan mengulang-ulang ayat ini agar umatnya tidak disiksa di neraka. 

  { إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ  } 

Apabila Engkau ya Allah, mengadzab mereka, mereka hamba-hamba-Mu sendiri. 

{ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ } 

Apabila engkau mengampuni mereka, Engkau adalah Dzat Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana. 

Diulang-ulang semalam penuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam shalatnya. 

Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta agar Allah memberikan syafaatnya kepada seluruh umatnya. Tentunya ini selain syafaatul udzma. Kalau syafaatul udzma akan diperoleh oleh siapa? Seluruh umat manusia yang mereka dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Jadi kalau kita meminta syafaatul udzma itu percuma. Maksudnya sia-sia. Kenapa? Karena kita semuanya akan mendapatkannya. 

Apa itu syafaatul udzma? Syafaatul udzma adalah syafaat dari Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang paling besar pengaruhnya. Pengaruh baiknya paling besar. Karena, itu adalah permintaan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar hisab seluruh manusia disegerakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Akhirnya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah Beliau sujud dalam waktu yang sangat lama. 

Hadits syafaatul udzma sangat masyhur. Sehingga syafaatul udzma ini akan kita dapatkan. Banyak dari kaum muslimin yang tidak mengerti hal ini. Mereka mengira syafaatul udzma itu tidak didapatkan oleh semua orang. Syafaatul udzma ini didapatkan oleh semua orang. 

Pengaruhnya paling besar karena syafaatul udzma intinya adalah meminta agar hisabnya manusia dan jin disegerakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena mereka ketika di Padang Mahsyar, mereka berada dalam keadaan yang sangat berat. Bayangkan di Padang Mahsyar itu tidak ada naungan. Yang mendapatkan naungan hanya sedikit, padahal matahari didekatkan hingga tinggal 1 mil. Dan waktunya sangat lama, satu harinya = 50.000 tahun. Makanya mereka nggak tahan. Akhirnya mereka meminta kepada nabi-nabi, banyak yang mundur, nggak berani memberikan syafaat. 

Datanglah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan beliau mengatakan [ أنا لها، أنا لها ] "Aku yang pantas untuk tugas ini", "Aku yang pantas untuk tugas ini", "Aku yang pantas untuk tugas ini", kemudian sujud di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kemudian Allah mengatakan, (di dalam sujud itu Beliau memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam waktu yang sangat lama). 

Kemudian Allah mengatakan,

{ ارْفَعْ رَأْسَكَ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ } 

Angkat kepalamu dan mintalah syafaat, syafa'atmu akan dikabulkan. 

Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar hisabnya manusia dan semua makhluk yang berhak untuk dihisab agar disegerakan. Maka disegerakan. Ini syafaatul udzma. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mempunyai syafaat-syafaat yang lainnya. Di antaranya syafaat agar umatnya tidak diazab oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di neraka. Tapi untuk siapa? Untuk mereka yang mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak melakukan kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu apapun. 

Makanya sangat ironis, ketika banyak orang ingin mendapatkan syafa'at-nya Beliau selain syafaatul udzma, tapi malah banyak terjatuh ke dalam kesyirikan. Harusnya ketika kita menginginkan syafa'atnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selain syafaatul udzma-nya, harusnya kita semangat untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak melakukan kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu apapun. 

Makanya dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: 

❲ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، لا يُشْرِكُ با للهِ شَيْئًا ❳ 

Orang yang paling pantas mendapatkan syafaatku pada hari kiamat nanti adalah orang yang mengatakan: [ لا إله إلا الله ].
Ini tidak hanya mengatakan saja. Menerapkannya dalam kehidupannya, dan dia tidak melakukan kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu apapun. 

Kalau kita ingin mendapatkan syafaat Beliau, maka tauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam semua ibadah kita. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


🌏 https://grupislamsunnah.com/


👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚 *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada Sholat Malam Bag 08


══════════════════   

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Kita masih dalam pembahasan: Di antara bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di shalat malam Beliau. 

(Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, -ed) 

و ❲ قال له رجل : يا رسول الله! إن لي جاراً يقوم الليل ، و لا يقرأ إلا { قل هو الله احد } ، [ يرددها ] [ لا يزيد عليها ] ــ كأنه يقللها ــ 

Ada seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Ya Rasulullah! Aku punya tetangga, dia pernah shalat malam semalam suntuk, tapi dia hanya mengulang-ulang Qul huwallahu Ahad, surat Al-Ikhlas saja. Shalatnya panjang tapi hanya mengulang-ulang Qul huwallahu Ahad. 

Seakan-akan orang ini menyepelekan. Menyepelekan apa yang dilakukan oleh tetangganya. Apa kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam? 

( و الذي نفسي بيده ، إنها لتعدل ثلث القرآن ) ❳ 

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh surat Al-Ikhlas itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an." 

Itu bukan sesuatu yang remeh. Itu sesuatu yang sangat agung, jangan disepelekan. Dan ini menunjukkan bahwa kita boleh, boleh mengulang-ulang ayat untuk kita baca dalam shalat kita. Dalam waktu yang lama tidak ada masalah. Kita hafal satu ayat, kita ulang-ulang dalam shalat kita, tidak ada masalah, dibolehkan. Rasulullah pernah melakukannya. 

Kita juga boleh mengulang-ulang satu surat. Satu surat kita ulang-ulang, karena mungkin hafalan kita hanya sampai di situ. Dan kita tidak ingin membaca Al-Qur'an dalam shalat kita. Sudah, kita tutup Qur'an kita. Kita shalat dengan surat-surat yang kita hafal. Kita ulang-ulang. Kalau kepengen lama, ulang-ulang lagi, tidak ada masalah. Karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya dengan pertanyaan yang seperti ini, Beliau tidak mengingkarinya sama sekali. Bahkan Beliau mendukungnya. 

Dan ini menunjukkan bahwa kalau misalnya mengulang-ulang satu surat saja dibolehkan, berarti mengulang-ulang dua surat juga dibolehkan. Mengulang-ulang tiga surat juga dibolehkan, tidak ada masalah. Kalau hafalannya baru lima surat, ulang-ulang lima surat tersebut. Sekalian muroja'ah biar hafalannya kuat. Ini tidak ada masalah. Ada dalilnya, dan dalilnya juga sangat jelas. 

Thayyib, inilah yang berhubungan dengan sebagian bacaan Beliau di shalat malamnya. 

______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  


Postingan populer dari blog ini

Al Fatihah 1

BIMBINGAN SINGKAT AMALAN HAJI

BEKAL ISLAM